RITUAL ASYEIK SEBUAH FENOMENA BUDAYA MENJADI ESTETIK PENCIPTAAN FILM DOKUMENTER

Syafriandi Syafriadi, Rosta Minawati, Gerzon Ajawaila

Abstract


ABSTRAK

 

Film dokumenter “Ritus Jiwa” memiliki makna tentang pertemuan antara jiwa yang hidup dengan jiwa yang mati, yang merupakan hakikat dari peristiwa Ritual Asyeik. Pertemuan jiwa yang hidup dengan jiwa yang mati merupakan pertemuan Roh Nenek Moyang  dengan anak cucu  mereka, peristiwa ini disebut oleh masyarakat Dusun Empih sebagai peristiwa dan ajang silaturrahmi dengan Roh Nenek Moyang. Roh Nenek Moyang muncul ke dalam jiwa yang hidup ketika penari mengalami kerasukan. Pemanggilan Roh Nenek Moyang dilakukan melaui mantra atau syair-syair Ritual Asyeik. Ritual Asyeik adalah upacara sakral, yakni upacara pemanggilan Roh Nenek Moyang. Upacara sakral ini dilakukan dengan melibatkan orang-orang tertentu, seperti orang-orang yang memiliki kekuatan magis yang disebut dengan dukun (pengasouh). Dukun berperan sebagai perantara antara jiwa yang hidup dan jiwa yang sudah mati.

Dalam proses mewujudkan realita ke dalam bentuk film dokumenter membutuhkan kepekaan Imajinasi dan ide-ide kreatif. Penciptaan karya film ini berangkat dari ide dan gagasan yang terangkum dalam fenomena dan realita Ritual Asyeik. Ide dan gagasan ini diuraikan menjadi tema dalam penciptaan karya film dokumenter dengan menggunakan gaya interaktif. Gaya interaktif lebih memokuskan pada penuturan proses pembuatan shooting film, dan gaya Interaktif lebih menampilkan keberadaan subjek dan karakter dalam film. Dalam penciptaan karya film ini akan mengabungkan dua gaya tersebut. Karya film dokumenter ini akan diciptakan dalam pendekatan bentuk disebut juga film eksperimental. Dalam bentuk film ini pengkarya/sutradara akan melakukan eksprimentasi dan eksplorasi tergadap pengambilan gambar, kemudian disusun dengan tujuan memberikan efek dramatik, menggugah emosi penonton.

 

Kata Kunci: Ritus Jiwa, Ritual Asyeik, Film dokumenter

 

 

 

ABSTRACT

 

The documentary film "Rites of Life" has the meaning of the encounter between the living soul with the soul of the dead, which is the essence of the ritual event Asyeik. Meeting a living soul with the soul of a dead ancestor spirits meetings with their children and grandchildren, this event is called by the people of Dusun Empih as events and event silaturrahmi with Spirit Ancestors. Ancestor Spirit emerge into a living soul when experienced dancers possessed. Summons Spirit Ancestors done through a spell or ritual Asyeik poems. Asyeik ritual is a sacred ceremony, the ceremony calling of the Spirit Ancestors. This sacred ceremony is performed involving certain people, such as people who have magical powers called shaman (pengasouh). Shamans act as intermediaries between the living soul and the souls of the dead. In the process of realizing reality in the form of a documentary film requires sensitivity Imagination and creative ideas. The creation of this film work departs from the idea and the ideas embodied in the phenomenon and the reality of ritual Asyeik. New ideas and is described to be a theme in the creation of a documentary film work using an interactive style. More interactive style of the narrative were focused on the process of shooting the film, and a more interactive style show where the subject and the characters in the film. In the creation of works of the film will combine the two styles. The work of this documentary will be created in the form of approach is also called experimental film. In this film form pengkarya / director will conduct exploration tergadap eksprimentasi and shooting, then compiled with the aim of providing a dramatic effect, the emotions the audience.

 

Key words: Rites of Life, Ritual Asyeik, documentary

Full Text:

Untitled PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Ayawaila, Gerzon R. 2008 Dokumenter, Dari Ide Sampai Produksi, Jakarta: FFTV-IKJ PRESS

Ayawaila, Gerzon R. 2009.Artikel dan Esai Etnodokumenter dan Seni Pertunjukan Tradisi.

Clifford, Geertz. 1992. Tafsir Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius.

Eliza, Meria, 2013. Laporan penelitian “Makna Syair-syair Tale Asyeik dalam Proses Ritual Asyeik Pada Masyarakat Dusun Bernih Kota Sungai Penuh Kerinci, Jambi

Sachari, Agus, 2002. Estetika, Makna, Simbol dan Daya, Bandung: ITB

Sumandiyo. 2006, Seni Dan Ritual Agama. Yogyakarta; Buku Pustaka




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/bcdk.v2i1.35

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni 

E-ISSN: 2807-3622, P-ISSN: 2355-5149 | DOI: 10.26887/bcdk.
Website: http://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Bercadik/index
Email: bercadik@gmail.com | bercadik@isi-padangpanjang.ac.id
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn
Publisher: Program Pasca Sarjana ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan Padangpanjang 27128
Phone: (0752) 82077, Fax: (0752) 82803

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.