Fungsi Kesenian Salawat Dulang di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam

Vicky Fernando, Ediwar Ediwar, Jonni Jonni

Abstract


Kesenian Salawat Dulang merupakan salah satu dari sekian kesenian tradisi bernuansa islam yang ada di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Pada penelitian terdapat tujuan untuk mengungkap fungsi dalam kehidupan masyarakat Nagari Duo Koto. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan teknik mengumpulkan data, wawancara, studi pustaka, serta dokumentasi sebagai bukti dalam melakukan penelitian. Kesenian Salawat Dulang di Nagari Duo Koto dimainkan oleh 3 orang pemain, masing-masing pemain memukul alat musik yang disebut dengan dulang, dulang atau talam terbuat dari logam kuning yang berdiameter 65 cm. Dalam pertunjukannya kesenian ini berbeda dengan pertunjukan Salawat Dulang pada umumya, karena dalam penyajiannya berjumlah 3 orang pemain dan juga kesenian ini tidak diperlombakan atau tidak berbalas pantun.

Keywords


bentuk, fungsi, Shalawat Dulang, pemain

Full Text:

PDF

References


Albert A. Manners 2002. “Teori Budaya” PUSTAKA PELAJAR

Alan P. Merriam1964, “The Anthropology of Musik” The University Of Chicago; Univ. Illinois press.

Desmawardi, 1993 “Studi Dokumenter Teks Salawaik Dulang Grup Kilekbarapi dengan DG 8” (Pengkajian Nyawa Jo Tubueh) Kabupaten Tanah Datar”.

Debby Trisma Rupita, 2020 “Baragam Jadi Ciek” deskripsi karya , repertoar lagu “MalaikaikPancabuikNyao”, Perpustakaan Jurusan Karawitan.

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Masyarakat Seni Pertunjukan. Bandung

Ediwar,dkk (2010), “Kesenian Bernuansa Islam Suku Melayu”. Jurnal Melayu (5) 2010, Unirvesity Kebangsaan Malaysia. https://www.academia.edu/3195568/Kesenian_Bernuansa_Islam_Suku_Melayu_Minangkabau.

Ediwar, dkk (2020), “Sastra Lisan dan Fungsinya dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau”. Dalam Pengkajian Sastra Lisan DI Sumatera Barat. Ruang Kerja Budaya Padang.

Ediwar, 1999. “Perjalanan Kesenian Indang Dari Surau Ke Seni Pertunjukan Rakyat Minangkabau Di Padang Pariaman Sumatera Barat”. Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta

Firdaus. 2007. “Aspek-Aspek Ajaran tarekat dalam Seni Pertunjukan Salawat Dulang”. IAIN Imam Bonjol Padang.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif: Erlangga. Jakarta

Moloeng, Lexi J. 1995. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung

Nyoman Kutha Ratna, S.U. 2007. “Estetika Sastra dan Budaya”. Edisi pertama. Perpustakaan Institut Seni Indonesia Padang Panjang.

Nindi Sri Putri (2016), “Salawaik dalam Upacara GuntiangAbuak Anak di Nagari Lasi Mudo, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam”. Perpustakaan Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudirman, 2002. “Pertunjukan Seni Nuansa Islam dalam Hubungan Terekat” Program Pelaksanaan Hibah Penelitian Rekonstruksi Seni Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padangpanjang.

Wilma Sriwulan (1999), “Salawaik Dulang Seni Bernafaskan Islam Salah Satu Ekspresi Budaya Masyarakat Minangkabau”. Universitas Gajah Mada Yogyakarta

WEBTOGRAFI

www.e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/ir

https://eprints.umm.ac.id

https://kantorbahasamaluku.kemendibud.go.id

https://canangduokoto.com

https://media.neliti.com

http://www.temukanpengertian.com

WAWANCARA

Nama Desri (Sutan Parmato), umur 65 tahun, pekerjaan petani dan sekaligus seniman tradisi kesenian Salawat Dulang di Nagari Duo Koto, suku Sumagek, beliau beralamat di Koto Baru, Nagari Duo Koto.

Nama Mulyadi (Malin Basa), Umur 49 tahun, Pekerjaan Petani beliau juga termasuk seniman tradisi Salawat Dulang di Nagari Duo Koto, Suku Pili, Alamat Koto Baru, Nagari Duo Koto.

Nama Nalfi Rahmat, Umur 43 tahun, Pekerjaan Kepala Jorong Railia di Nagari Duo Koto dan beliau juga seniman tradisi Salawat Dulang, Suku Pili Alama Koto Baru, Nagari Duo Koto.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/jmen.v3i1.3790

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Visitors

Flag Counter