TARI SIKAMBANG DI PESISIR SELATAN DALAM KONTEKS SENI PERTUNJUKAN: TINJAUAN GENDER DAN SEMIOTIKA

Nurhidayati Nurhidayati, Adriana Gusti, Yusfil Yusfil

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk membahas tari Sikambang dalam konteks Seni Pertunjukan pada masyarakat Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan dalam kajian Analisis Gender dan Semiotika. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yaitu seluruh data yang didapat baik data tertulis, maupun data dilapangan, di deskripsikan kemudian dianalisis sesuai permasalahan peneliti yang diajukan. Teori yang digunakan adalah teori Gender yang dikemukakan Gayle Rubin danteori Semiotika oleh Ferdinand De Sausure. Gender dalam tari Sikambangyaitu penari laki-laki yang berperan sebagai perempuan dalam pertunjukan tari Sikambangdalam pesta perkawinan dari sudut pandang Gayle Rubin. Hal ini terlihat dari busana yang digunakan oleh penari. Tari Sikambang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki yang berperan sebagai ayah dan ibu. Busana yang digunakan oleh penari yang berperan sebagai ibu adalah baju kebaya, rok dari kain panjang, dan tutup kepala (jilbab), sedangkan penari yang berperan sebagai ayah adalah baju koko, celana panjang dan peci hitam, walaupun demikian karakter gerak yang dihasilkan oleh penari yang berperan sebagai perempuan tetap terlihat Maskulin, sebagaimana Kodratnya sebagai laki-laki. Begitu juga dengan struktur gerak yang terdapat dalam tari Sikambang yang memiliki makna dalam kehidupan.

 

Kata Kunci:    Tari Sikambang; pesta perkawinan; Pesisir Selatan; gender; semiotika


Keywords


Tari Sikambang; pesta perkawinan; Pesisir Selatan; gender; semiotika

Full Text:

PDF

References


Hadi, Y. Sumandiyo. 2012. Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Meigalia, Ega. 2019. Penari Lintas Gender dalam Tradisi Lisan Minangkabau” Ronggeang Pasaman”. Padang: Universitas Andalas.

Garha, O. 1978. Pendidikan Kesenian Seni Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rubin, G. 2008. Gender dan Strategi Pengarus Utamanya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sapriana, I. 2010. Identitas Penari Cross Gender dalam kehidupan masyarakat Surakarta. Surakarta: Universitas Surakarta.

Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika. Yogyakarta: Jalasutra.

Pramayoza, Dede. 2008. Sistem Penandaan Teater: Buku Ajar Semiotika Teater. Padangpanjang: Puslit dan P2M STSI Padangpanjang.

Pramayoza, Dede. 2013. “Pementasan Teater Sebagai Suatu Sistem Penandaan.” Jurnal Dewa Ruci, Vol. 8 No. 2, pp. 230-247.

Panjaitan, Sri Wahyuni, Ivo Ramadhani, Dede Pramayoza. 2013. “Analisis Semiotika Arsitektur Bangunan Pelabuhan Teluk Nibung Sebagai Wujud Identitas Tanjung Balai Kota Kerang.” Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, Vol. 23, No. 1, pp. 96-103.

Satori, D., Komariah. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Yuliza, Fresti. 2020. “Creativity of Art in Sendratari Ramayana as An Example Transformation Process.” Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, Vol. 22, No.2, pp. 83-92.

Yuliza, Fresti. 2022. “Makna Tari Kontemporer Barangan Karya Otniel Tasman: Suatu Tinjauan Semiotika Tari.” Bercadik: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, Vol. 22, No.2, pp. 83-97.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/lg.v8i1.2523

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/lg.v8i1.2523.g986

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

View My Stats