FENOMENA SOSIAL ANAK TUNGGAL DALAM PENCIPTAAN KOMPOSISI MUSIK NUSANTARA “NYAK TUNGGA”

Ahmad Wanda, Asep Saepul Haris, Nursyirwan Nursyirwan

Abstract


This work aims to discuss the phenomenon that occurs in the social life of a single child. The only child is a child with no siblings. Based on the results of observations and research on several children who are reviewed from internal (family) and external (environmental) factors, the fact that they have problems in living life at the age of 6 to 21 years, is called Epifani. Epiphany is a moment or experience whose effect can be positive and negative. The works are attracted to the experiences experienced by the single child, and the works relate to the empirical experience of their own works. The focus of this work is on intimidation, psychological impact and maturity created into three pieces of work. This phenomenon concerns the concept of "extravagrisical" which has an analogy structure, interpretation and clear Re-interpretation using several media (instruments) according to the function and needs of the garage. The purpose of this work is to convey the social reality faced by a single child.

Keywords:Singlechildren; extramusical; NyakTungga


Abstrak

Karya ini bertujuan untuk membahas fenomena yang terjadi pada kehidupan sosial anak tunggal. Anak tunggal adalah anak yang tidak mempunyai saudara kandung. Berdasarkan dari hasil observasi dan riset terhadap beberapa anak tunggal yang ditinjau dari faktor internal (keluarga) dan eksternal (lingkungan), faktanya mereka mempunyai permasalahan dalam menjalani kehidupannya pada usia 6 sampai 21 tahun, itupun disebut dengan Epifani. Epifani merupakan momen atau pengalaman yang efeknya bisa positif dan negatif. Pengkarya tertarik kepada pengalaman-pengalaman yang dialami oleh anak tunggal, dan pengkarya kaitkan dengan pengalaman empiris pengkarya sendiri. Fokus dari karya ini yaitu tentang intimidasi, dampak psikologis dan kedewasaan yang diciptakan menjadi tiga bagian karya. Hal yang menyangkut pada fenomena ini adalah konsep “ekstramusikal” yang mempunyai struktur analogi, interpretasi dan Re-interpretasi yang jelas dengan menggunakan beberapa media (instrumen) sesuai dengan fungsi dan kebutuhan garapnya. Tujuan dari karya ini yaitu ingin menyampaikan realitas sosial yang dihadapi oleh seorang anak tunggal.

Kata Kunci: Anak Tunggal, Ekstramusikal, Nyak Tungga


Keywords


Single children; extramusical; Nyak Tungga

Full Text:

PDF

References


Barani, Bana. (2013). “Takdir”. Laporan Karya Seni Program Pascasarjana ISI Padangpanjang.

Evaldo, E. (2019). Komposisi Lasak Balenong Tau Agak. Melayu Arts And Performance Journal.

Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hadibroto, I., Alam, S., Suryaputra, E., & Olivia, F. (2002). Misteri Perilaku Anak Sulung, Tengah, Bungsu, Dan Tunggal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hardjana, Suka. (2018). Estetika Musik Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Art Music Today.

Kaelan. (2017). Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika. Yogyakarta: Paradigma.

Kahija, YF La. (2017). Penelitian Fenomenologis. Semarang: PT Kanisius.

Khudri Balti, Leva. (2014). “Ruang Yang Hilang”. Laporan Karya Seni Program Pascasarjana ISI Padangpanjang.

Martiano, V., Asril, A., & Haris, A. S. (2020). Malam Baretong Sebagai Sumber Penciptaan Komposisi Night Of Baghetong. Melayu Arts And Performance Journal.

Murgianto, Sal. (1996). “Cakrawala Pertunjukan Budaya: Mengkaji Batas dan Arti Pertunjukan,” dalam Jurnal MSPI: Seni Pertunjukan Indonesia. Tahun ke VII, September 1996, Surakarta-Yogyakarta: Kerjasama MSPI dengan Yayasan Bentang Budaya).

Nursyirwan, (2012). Konsep Semiologi Verbalisasi Makna Musikal Dalam Masyarakat Multikultural. Ekspresi: Jurnal Ilmu Pengetahuan Karya Seni. Volume 14, Nomor 2, November.

Purbasari, K. D. (2016). Perbedaan Kemandirian pada Remaja yang Berstatus Sebagai Anak Tunggal Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh Orangtua (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Redha Febrian, Rayhan. (2017). “Langkah Para Randa”. Laporan Karya Seni Program Pascasarjana ISI Padangpanjang.

Roy Kurniawan, Alexander. (2019). “Hambatan-Hambatan Bersosialisasi Pada Anak Tunggal”. Laporan Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Salkind, Neil J. (2009). Teori-Teori Perkembangan Manusia. Bandung: Nusamedia.

Setiawan, Erie, (2016). Musik Untuk Kehidupan. Yogyakarta: Art Music Today.

Setiawan, Erie. (2017). Dari Bunyi Ke Kata. Yogyakarta: AMT Publisher.

Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra Analisis Psikologis. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Sitompul, A. (2017). Metamorfosis Kupu-kupu: Sebuah Komposisi Musik. PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik.

Syafmita, Harhy. (2016). “Nadi Kehidupan”. Laporan Karya Seni Program Pascasarjana ISI Padangpanjang.

Yamin, Syapril. (2018). Notasi Pembelajaran Musik Tradisional Gamolan Pekhing Sekala Brak Lampung. Lampung: AURA.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v3i2.1349

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v3i2.1349.g621

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


MAPJ Indexed By:


Melayu Arts and Performance Journal

E-ISSN: 2656-3509| P-ISSN:2656-0232 | DOI: 10.26887/mapj 
Website: http://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/MAPJ/index
Email: editor.mapj@gmail.com  | redaksimapj@isi-padangpanjang.ac.id
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn
Publisher: Program Pasca Sarjana ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan Padangpanjang 27128
Phone: (0752) 82077, Fax: (0752) 82803

Creative Commons License

Melayu Arts and Performance Journal (MAPJ) is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License