Keberadaan Musik Cenang Tigo Pada Prosesi Adat Perkawinan Di Kampung Air Meruap Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat (The Existence of Cenang Tigo Music in Traditional Marriage Processions in Air Meruap Village, Kinali District, West Pasaman Regency)

Herni Fahtul Azizah, Emridawati Emridawati, Delfi Enida

Abstract


 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan, proses, dan bentuk musik tradisional cenang tigo dalam prosesi adat perkawinan maniti anak dan Pai Balimau. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan memakai pendekatan sosiologi dan musikologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan: studi pustaka dan studi lapangan, sedangkan teknik analisis data: reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertunjukan musik tradisional cenang tigo keberadaannya dalam masyaraka,t karena melekat pada upacara adat sehingga sering digunakan oleh masyarakat. Para pemuka adat mewajibkan masyarakat yang melaksanakan prosesi tersebut untuk minta izin terlebih dahulu, hal ini tidak boleh dilanggar dan tidak boleh sembarangan membunyikan atau memukulnya. Secara musikalitas musik cenang tigo dimainkan oleh tiga orang pemain wanita di atas 40 tahun. Dimana masing-masing pemain bermain secara kompak dan indah menggunakan teknik interlocking yaitu melahirkan jalinan pola ritme yang berbeda dari ketiga instrumen. Adapun nada yang dimainkan oleh para pemain cenang tigo antara lain: Cenang Partamo mendekati nada (B/si), Cenang Kaduo mendekati nada (D#/re), dan Cenang Paningkah mendekati nada (G/sol).

Kata Kunci : Cenang Tigo, Keberadaan, Prosesi Adat.   

 

ABSTRACT

This study aims to determine the existence, process, and form of traditional cenang tigo music in the customary marriage procession of Maniti Anak and Pai Balimau. This research is a qualitative type using sociology and musicology approaches. Data collection techniques used: literature study and field studies, while data analysis techniques: data reduction, data presentation and conclusion. The results of this study indicate that traditional cenang tigo music performances exist in society because they are attached to traditional ceremonies so that they are often used by the community. The traditional leaders oblige the people who carry out the procession to ask for permission first, this cannot be violated and they cannot be randomly honked or hit. Musically, Cenang Tigo is played by three female players over 40 years. Where each player plays compactly and beautifully using the interlocking technique, which creates a different rhythmic pattern from the three instruments. The notes played by the tigo cenang players include: Cenang Partamo approaching the tone (B/si), Cenang Kaduo approaching the tone (D#/re), and Cenang Paningkah approaching the tone (G/sol).

                                                                

Keywords: Form Of Performance, Cenang Tigo Music


Keywords


Cenang Tigo, Keberadaan, Prosesi Adat.

Full Text:

PDF

References


Apel, Willli. (1965). Harvard Dictionary of Musik . Cambridge, massachusetts: Harvard University Press.

Colley, Charles. (2005). Contemporary Perspectives On A Sosiology Classic, New York. Rowtledgi.

Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Indonesia.

Bogdan, Taylor. (1975). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.

Hutomo. (1991) Mutiara Yang Terlupakan. Surabaya: HISKI Jawa Timur.

Indrawan. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Campuran. Bandung.

Idrus, Muhammad. (2009).Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT. Gelora Akasara Pratama.

Kristianingsih, Fransisca. (2013). Etnomusikologi Sebuah Seni dan Ilmu Antara Antropologi dan Musikologi.

Gie, The Liang, (1999). Filsafat seni. Yogyakarta: PUBIB.

Moleong, Lexy J. (1995). Metode Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Machmud. (2007) . Mujahid Dataran Tinggi Gayo. Yayasan Maqamah Mahmuda Takegon.

Purnomo, H. (2010). Pengantar Pengendalian Hayati. Andi Ofset. Yogyakarta.

Poerwanto, Hari. (2000). Kebudayaan Lingkungan dalam Prespektif Antropologi.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sutopo,H.B.(2002). Skema Model Analisis Interaktif . PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung:Alfabeta).

Supriando, S., Nursyirwan, N., & Herawati, H. (2014). Analisis Musikal Repertoar Rarak Godang Melalui Teori Semiologi Musik: Repertoar Kedidi Dan Tigo-tigo Sebagai Material. Bercadik: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 2(2).

Tumbijo, H. B. Dt. (1977). Minangkabau Dalam Seputar Seni Tradisional (Diktat). Padang: SMSR

Laporan Penelitian

Aulia Satria, (2013) “Kesenian Tradisional Musik Cenang Tigo di Kampung Air Meruap Jorong Sigunanti Kecamatan Kinali Kabupaten Pasamana Barat”. Skripsi Institut Seni Indonesia: Padangpanjang.

Wilanti Puyi (2014) “Bentuk Pertunjukan Hadrah Di Desa Salilama Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo”. Skripsi,Universitas Negeri Gorontalo.

Muhammad Aulia Roza(2018) “ Bentuk Pertunjukan Dan Fungsi Musik Tradisional Calempong Oguong Di Bangkinang Kabupaten Kampar Provinsi Riau”. Skripsi, Universitas Islam Riau.

A Fatkhurrohman, dkk (2017), jurnal berjudul “Bentuk Musik Dan Fungsi Kesenian Jamjaneng Grup Sekar Arum Di Desa Panjer Kabupaten Kebumen”.

Yulia Santikata, dkk (2018), Jurnal Institut Seni Indonesia Padangpanjang berjudul “Canang” Musik Perempuan Dalam Upacara Bakawu Di Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Panjang Kabupaten Dharmasraya”




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/musica.v3i1.3569

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Alamat Redaksi:

Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Jl. Bahder Johan 27128, Sumatera Barat (0752) 82077

Email: musica@isi-padangpanjang.ac.id 

 

 Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.