Trauma Seksualitas Sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis

Zainab Resnawati, Elvis Elvis, Ibrahim Ibrahim

Abstract


Traumatized is a condition that occurs as a result of a bad event that befalls a person. Sexual harassment is any form of behavior that connotes or leads to sexual matters carried out unilaterally, causing adverse reactions such as shame, anger, hatred, and offense that occur to individual victims of harassment. This is an unpleasant incident that, if left unchecked, will become a destructive mental illness. This inspires the creation of works of art. The form of the work presented is a two-dimensional work with a decorative style approach and a combination of form abstraction, using acrylic paint as a medium and a combination of pastels on canvas. The method used is preparation: observing the surrounding environment affected by sexual trauma and looking for references related to the theme raised. Next is the design stage, which is to do a visual design or strategy. The placard and aquarel technique is used, combined with the dry technique using pastels. The next stage is the embodiment stage, namely the cultivation and exploration of techniques in work, starting from transferring alternative sketches and coloring to the finished work. The next stage is the presentation stage of the work being exhibited or presented to the public. The creation of this painting succeeded in producing five works entitled "Tak Berbatas," "Tempang," and "I am OK."

 

Trauma adalah suatu kondisi yang terjadi akibat peristiwa buruk yang menimpa seseorang. Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku yang berkonotasi atau mengarah pada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak, sehingga menimbulkan reaksi negatif seperti rasa malu, marah, benci, tersinggung yang terjadi pada individu korban pelecehan. Kejadian ini merupakan kejadian tidak menyenangkan yang jika dibiarkan akan menjadi penyakit mental yang buruk. Ini menjadi ide dalam penciptaan karya seni. Bentuk karya yang dihadirkan merupakan karya dua dimensi dengan pendekatan gaya dekoratif, dengan kombinasi abstraksi bentuk, menggunakan media cat akrilik dan kombinasi pastel di atas kanvas. Metode yang digunakan adalah persiapan yaitu mengamati lingkungan sekitar yang terkena trauma seksual dan mencari referensi terkait tema yang diangkat. Selanjutnya adalah tahap desain, yaitu melakukan desain visual atau strategi. Teknik yang digunakan adalah teknik plakat dan aquarel serta dipadukan dengan teknik kering menggunakan pastel. Tahap selanjutnya adalah tahap perwujudan yaitu penggarapan dan pendalaman teknik dalam berkarya; mulai dari mentransfer sketsa alternatif, mewarnai hingga karya jadi. Tahap selanjutnya adalah tahap presentasi, yaitu tahap karya dipamerkan atau dipresentasikan ke publik. Penciptaan lukisan ini berhasil menghasilkan lima karya berjudul "Tak Berbatas", "Tempang", dan "I'm OK". 


Keywords


trauma; sexuality; decorative; abstraction; painting;

Full Text:

PDF

References


A.A.M. Djelantik. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Kartika, D. S. (2004). Pengantar Estetika. Rekayasa Sains.

Kartika, D. S. (2017). Seni Rupa Modern (Edisi Revisi). Rekayasa Sains.

Noviana, I. (2015). Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak Dan Penanganannya. Sosio Informa, 1(1), 13–28. https://doi.org/10.33007/inf.v1i1.87

Rajudin, R., Miswar, M., & Muler, Y. (2020). Metode Penciptaan Bentuk Representasional, Simbolik, Dan Abstrak (Studi Penciptaan Karya Seni Murni Di Sumatera Barat, Indonesia). Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(2), 261. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.19950

Sudarso, S. P. (1990). Tinjauan seni: sebuah pengantar untuk apresiasi seni. Suku Dayar Sana.

Sulistyaningsih, E., & F. (2022). Dampak sosial psikologis perkosaan. Buletin Psikologi, X(1), 9–23.

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Penerbit ITB.

Susanto, M. (2011a). Diksi rupa: Kumpulan istilah dan gerakan seni rupa (Edisi revisi). Dicti Art dan Djagat Art House.

Susanto, M. (2011b). Diksi Rupa (1st ed.). DictiArt Lab.

Susanto, M. (2018). Diksi Rupa (III). DictiArt Laboratory.

Sutiyono, A. (2010). Dahsyatnya Hypnoparenting. Penebar Plus.

Wahyuni, E. H. (2010). Goldie Merlion at the Rainbows End. Http://Archive.Ivaa-Online.Org/. http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/erica-hestu

Wong, W. (1986). Beberapa Asas Merancang Dwimatra (M. S. Penerjemah; Drs. Adjat Sakri (ed.)). ITB.

Website:

http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/erica-hestu

http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/faizal

http://repo.iain-tulungagung.ac.id

http://staffnew.uny.ac.id.

https://ejournal.unsrat.ac.id.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/vartjofa.v2i2.2761

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

This journal Indexed by:

    

V-Art: Journal of Fine Art 

E-ISSN 2809-2589 | DOI: 10.26887/vartjofa.v3i1 
Website: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/viart/index
Email: viartjournal@gmail.com | Support Contact Email: thegar.risky@isi-padangpanjang.ac.id
Editor in Chief: Rajudin, S.Pd., M.Sn| Managing Editor: Eva Yanti, S.Ds., M.Si Thegar Risky.S.Kom 
Publisher: Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat  (LPPM) ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan, Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Indonesia 27128 | Phone: (0752) 82077 | Fax: (0752) 82803



V-Art: Journal of Fine Art © 2021 by LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang is licensed under Attribution-NonCommercial 4.0 International