Momongan dalam Upacara Perkawinan dan Kematian di Nagari Talang Kabupaten Solok

Nisrina Fadhila, Sriyanto Sriyanto, Yurnalis Yurnalis

Abstract


Penelitian ini membahas tentang momongan yang terdapat di Nagari Talang Kab Solok. Momongan merupakan alat musik pukul yang terbuat dari perunggu yang bentuknya mirip dengan alat musik gong yang berukuran kecil, Di Nagari Talang Momongan ini digunakan sebagai alat musik untuk mengiringi  arak-arakan dalam upacara perkawinan dan ritual kematian, disamping itu momongan juga berfungsi sebagai media hiburan, dan sebagai media komunikasi bagi masyarakat Nagari Talang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan musik momongan dalam arak-arakan pada upacara perkawinan dan ritual kematian berkaitan dengan bentuk dan fungsi musik momongan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi, serta wawancara di lapangan. Untuk menjelaskan Bentuk dan Fungsi momongan tersebut penulis menggunakan teori bentuk sedangkan untuk menjelaskan fungsi dari momongan tersebut penulis menggunakan teori fungsi. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai konteks penelitian maka penulis melakukan teknik analisis data berupa reduksi data dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukan bahwa musik momongan sampai hari ini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat pendukungnya terutama untuk  mengiringi arak-arakan penganten dalam upacara perkawinan dan sebagai musik ritual dalam peristiwa kematian. 

 

Kata Kunci: Musik; momongan; Arak-arakan; Perkawinan; Kematian.

 

 

ABSTRACT

 

This study discusses the momongan found in Nagari Talang, Solok Regency. Momongan is a percussion instrument made of bronze which looks similar to a small gong. In Nagari Talang Momongan is used as a musical instrument to accompany processions in wedding ceremonies and death rituals, besides that, Momongan also serves as a medium of entertainment, and as a medium of communication for the people of Nagari Talang. This study aims to describe baby music in processions at wedding ceremonies and death rituals related to the form and function of the baby music. This study uses qualitative methods with data collection techniques in the form of observation, documentation, and interviews in the field. To explain the shape and function of the baby, the writer uses the theory of form, while to explain the function of the baby, the writer uses the theory of function. To get maximum results according to the context of the study, the authors carried out data analysis techniques in the form of data reduction and data presentation. The results of the study show that the music of momongan is still maintained by the supporting community, especially to accompany the procession of the bride and groom in the wedding ceremony and as ritual music in the event of death.

 

Keywords: Music; Momongan; Procession; Marriage; Death.

 


PENDAHULUAN

 

Momongan merupakan salah satu kese­nian tradisi yang ada di Nagari Talang, Keca­ma­tan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Musik momongan digunakan oleh masyaakat Nagari Talang pada arak-arakan dalam upa­cara perkawinan dan ritual kema­tian. Momo­ngan merupakan alat musik trade­sio­nal Minang­kabau yang terbuat dari logam atau kuningan, secara organologi termasuk ke dalam alat musik idiophone jenis gong yang mempunyai tombol (Cook,1988) Ansambel momongan yang terdapat di Nagari Talang terdiri dari empat buah intrumen momongan, dimana keempat momongan tersebut mempu­nyai nama dan ukuran yang berbeda-beda yaitu momongan manggomang (terdiri dari dua buah momongan), momongan mang­galogoh, dan momongan manoik. Penamaan dari momongan tersebut, berasal dari bunyi yang dihasilkan oleh masing-masing momongan itu sendiri. Sekaligus untuk memudahkan para pemain dalam membe­daakan antara momo­ngan manggomang, momongan mang­galogoh dan momongan manoik. (Delsuriani dan Pide, Wawancara, 30 Januari 2021).  

Musik momongan dimainkan oleh empat orang pemain, yang mana masing-masing pemain memegang satu momongan. Teknik permainan musik momongan dimain­kan dengan cara dipegang dan digua (dipukul) dengan menggunakan satu stick (panokok) yang terbuat dari bahan kayu lunak. Pemain musik momongan pada umumnya terdiri dari wanita paruh baya yang berumur sekitar 35 sampai 60 Tahun

Bagi masyarakat Nagari Talang musik momongan  digunakan pada upacara perkawi­nan yang berfungsi untuk mengarak anak daro jo marapulai dari rumah bako atau keluarga orang tua laki-laki dari pengantin,

Keywords


Musik; momongan; Arak-arakan; Perkawinan; Kematian.

Full Text:

PDF

References


Allan, P. Merriam, 1964. The Anthrpology of Music. Pnj. Marc Perlman. Chicago: Univ. Illinois Press.

Bonoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogya-karta: Kanisius

Gary Cook, 1988. Teaching Percussion.

Jakob Sumarjo.2008. Filsafat Seni. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 1976. Jakarta: PT Gramedia.

______ 2008. Jakarta: PT. Gramedia.

Koentjaraninggrat. 1990 Pengantar Ilmu Antro¬¬pologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

______1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)

Kristianto, Jubing. 2007. Gitarpedia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soerjo Wignjodipoero, 1995. Pengantar Dari Azaz-Azaz Hukum Adat. Jakarta: Gunung Agung.

Umar Kayam, 1981. Seni Tradisi Masyara¬kat. Jakarta: Sinar Harapan.

Sumandio Hadi, 2000. Seni Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan untuk Indo-nesia.

Yurnalis, 2010. “Perubahan dan Keberlang-sungan Musik Katumbak di Limau Puruik Pariaman Sumatra Barat”. Tesis, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarka.

Informan

Asni, 50 Tahun, berdagang pemain musik momongan, Tebek Dangka.

Darianis, 80 Tahun, Bertani pemain musik momongan, Aro Talang.

Delsuriani, 55 Tahun, Ibu rumah tangga pemain musik momongan, Aro Talang,

Elfidetis, 61 Tahun, Ibu rumah tangga masyarakat penikmat, Aro Talang

Meiyuni, 81 Tahun, Ibu rumah Tangga pemain musik momongan, Aro Talang.

Nora, 45 Tahun, Ibu Wali Nagari masyarakat penikmat kesenian musik momongan, Aro Talang.

Riosnita, 49 Tahun, Ibu rumah tangga masyarakat penikmat kesenian musik momongan, Aro Talang.

Rivo, 24 Tahun, Mahasiswa, masyarakat, Tabek Dangka,

Ragil, 17 Tahun, Pelajar, masyarakat, Aro Talang.

Rani, 20 Tahun, Pelajar, masyarakat, Panarian.

Upik, 46 Tahun, Petani, masyarakat, Koto Gaek Talang.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/jmen.v1i1.2015

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Visitors

Flag Counter