Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Saluang Panjang pada Masyarakat Nagari Luak Kapau Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan

Dori Saputra, Misda Elina, Firdaus Firdaus, Rafiloza Rafiloza

Abstract


ABSTRAK

Saluang Panjang adalah salah satu kesenian tradisi yang pada dahulunya sering ditampilkan pada acara pesta perkawinan, kajo uwak lambai (pengangkatan raja), sukuran panen, hiburan anak muda dan hiburan pribadi di Nagari Luak Kapau Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan. Saat ini kesenian Saluang Panjang  mulai  dilupakan karena masyarakat lebih tertarik menampilkan musik modern. Sebagai upaya pelestarian kesenian, Saluang Panjang ditampilkan sebagai pengiring musik tari, musik randai,  hiburan pada kegiatan gotong royong dan pada acara festival Seribu Rumah Gadang. Tujuan  penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi dan pandangan masyarakat terhadap kesenian Saluang Panjang di Nagari Luak Kapau. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi pertunjukan Saluang Panjang di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk pertunjukan Saluang Panjang memiliki tiga karekter warna bunyi yaitu, tinggi, sedang dan rendah, dari ke tiga karakter warna bunyi Saluang Panjang tersebut, seiring dengan melodi pantun yang juga memiliki tinggi, sedang dan rendah. fungsi Saluang Panjang adalah sebagai hiburan, fungsi ekspresi, fungsi penghayatan, fungsi komonikasi, fungsi kesenambungan dari norma-norma lain. Pandangan masyarakat terhadap kesenian Saluang Panjang oleh kaum adat, kaum ulama, seniman tradisi, kaum tua, kaum muda-mudi dan masyarakat pada umumnya memberikan dampak yang positif terhadap kesenian Saluang Panjang, karena dapat membangkitkan atau memelihara nilai-nilai budaya sebagai indentitas suatu daerah yang terpelihara dan dijaga keberadaannya.

 

Kata kunci: Bentuk; Fungsi; Saluang Panjang; Luak kapau

 

 

 

ABSTRACT

Saluang Panjang is one of the traditional arts that used to be often performend at weddings, kajo uwak lambai (appointment of king), harvest celebrations, youth entertainment and personal entertainment in Nagari Luak Kapau, Pauh Duo sub-district, South Solok Regency. Currently Saluang Panjang art is starting to be forgotten because people are more interested in performing modern music. As an effort to preserve the arts, Saluang Panjang is performed as an accompaniment to dance music, randai music, entertainment at mutual cooperation activities and at the Thousand Houses Gandang festival. The purpose of this study is to describe the form, function and public viem of the Saluang Panjang art in Nagari Luak Kapau. The study used qualitative methods with data collection carried out by means of observation, interviews and documentation of Saluang Panjang performances in the field. The results showed that the form of the Saluang Panjang performance has three sound color characteristics, namely, high, medium and low, from the three characters of Saluang Panjang’s sound color, along with the melody of the rhyme which also has high, medium and low. Saluang Panjang function is as entertainment, expression function, appreciation function, communication function, continuity function from other norms. The public’s view of Saluang Panjang art by indigenous peoples, scholars, traditional artists, the elderly, young people and the community in general has a positive impact on Saluang Panjang art, because it can generate or maintain cultural values as the identity of an area that maintained and maintained.

Keywords: Form; Function; Saluang Panjang; Luak Kapau

 

 

 

 

 

 

 


Keywords


Traditional Music; Contemporary Music; Musik Performence

Full Text:

PDF

References


Bagus, Loren. (1996). Kamus filsafat: Jakarta: Garamedia.

Bahar, Mahdi (2013). Islam Dan Kebudayaan Seni Minangkabau, Penerbit: Institut Seni Indonesia Padangpanjang.

Ediwar, Febri Yulika, Rosta Minawati, Hanefi. (2019). Kajian Organologi Pembuatan Alat Musik Saluang Darek Berbasis Teknologi Tradisional. Panggung. Vol. 29 No. 2. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/905

Joni, Satria. (2005) Pertunjukan Saluang Dendang Dalam Kemasan Wisata Di Kota Bukit Tinggi Propinsi Sumatera Barat, Sripsi S-1 STSI Padangpanjang.

Malm, William P. (1977) Musik Culture of The Pasifik: The Near East and Asia, Englewood Cliffs New Jersey: Prentice Hall. Terjemahan Rizaldi Siagian, 1990, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Meoleong, Lexy J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Merriam, Alan P. (1964) The Anthropology of Musik, USA: Northwesteren University Press.

Rafiloza, S. Sn, dkk. (1995). Studi Deskriptif Musik Tradisional Saluang Panjang di Muaro Labuh, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok, (Laporan Penelitian Kelompok).

Sastra, Andar, Indra, S.Sn. (1995). Laporan Penelitian Mandiri. Akademis Seni Karawitan Indonesia Padangpanjang.

Sedyawati, Edi. (1991) Pertumbuhan Seni Pertunjukan, Jakarta: Sinar Harapan.

Sedyawati, Edi. (1991) Pelestarian Dan Pengembangan Seni Tradisi Indonesia, Makalah Dalam Buku Kongres Kebudayaan Jilid III. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sugiyono. (2005). MemahamiPenelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sefitri, Bilhara. (2017). Rono Malengek-Lengek, Laporan Karya Seni ISI Padangpanjang.

Soedarsono, R. M. (1995). Pendidikan Seni Dalam Kaitannya dengan Kepariwisataan, (makalah).

Yurnalis. (2010). “Perubahan dan Keberlangsungan Musik Katumbak di Limau Puruik Pariaman Sumatra Barat”. Tesis, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta.

Y. Sumandio Hadi. (2000). Seni Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia.

Sumber Internet

https://klikpositif.com/baca/7749/saluang-panjang-si-pengusir-sepi-dari-sungai-pagu.

https://ejournal.unp.ac.id/index.php/sendratasik/article/view/108100.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/jmen.v2i1.3090

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Visitors

Flag Counter