Eksistensi Komunitas Wessa (West Sumatera Sound Aesthetic) Di Kota Padang (The Existence Of Wessa (West Sumatra Sound Aesthetic) Community In Padang City)

Wahyudi Ahlan, Nora Anggraini, Anton Kustilo

Abstract


Komunitas WESSA (West Sumatera Sound Aesthetic) merupakan komunitas indepeden yang bergerak dibidang seni dan budaya. Nama komunitas West Sumatera Sound Aesthetic diambil dari bahasa inggris yang berarti “Estetika Bunyi Sumatera Barat”. Data yang diperoleh antara lain rekaman wawancara, foto, video pertunjukan dan dokumen pribadi Komunitas West Sumatera Sound Aesthetic. Analisis data yang digunakan melalui 3 cara yaitu: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) dan pemeriksaan keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, disimpulkan bahwa eksistensi komunitas WESSA (West Sumatera Sound Aesthetic) dapat terbentuk dan masih terjaga sampai sekarang dikarenakan proses kreativitas dan inovasi yang dihadirkan komunitas WESSA untuk melestarikan dan mengembangakan musik di Sumatera Barat. Komunitas ini mampu memberikan social value (nilai sosial) dengan menciptakan wadah bagi seniman serta pertunjukannya dapat dinikmati oleh masyarakat.

Kata Kunci : Eksistensi; Kreatifitas; Musik

   

ABSTRACT

 

WESSA Community (West Sumatra Sound Aesthetic) is an indepedent community engaged with art and culture. The name of the West Sumatera Sound Aesthetic community it means the aesthetic of West Sumatera Sounds. The data obtained include recordings of interviews, photos, performances videos and personal documents of the West Sumatra Sound Aesthetic Community. Data analysis is used in 3 ways, namely: (1) data collection, (2) data reduction, (3) and validation of data using the triangulation method. Based on results of this research, it concluded that the existence of the WESSA (West Sumatra Sound Aesthetic) community can be formed and it’s still maintained until today due to the process of creativity and innovation presented by the WESSA community to preserve and develop music in West Sumatera. This community is able to provide social value by creating a space for artists and the performances that can be served and enjoyed by the publics.

Keywords : Existence; Creativity; Music

 


Keywords


Eksistensi, Kreatifitas, Musik

Full Text:

PDF

References


Abidin, Zainal. (2007). Analisis Eksistensial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Anggraini, Nora dan Nursyirwan. (2014). Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo. Ekspresi Seni (16), 270-284.

Armawi, Armaidy. (2011). Eksistensi Manusia Dalam Filsafat Sören Kierkegaard. Jurnal Filsafat (21), 21- 29.

Bagus, Lorens. (1996). Kamus filsafat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum.

Hillery jr., George A.. (1955). Definitions of community: areas of agreement. New Orleans : Rural Sociology.

Sendi Orysal, 29 tahun. Wawancara dengan

ketua komunitas WESSA. 10 April




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/scoring.v1i1.3401

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Alamat Redaksi:

Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Jl. Bahder Johan 27128, Sumatera Barat (0752) 82077

Email: musikfilm@isi-padangpanjang.ac.id

 

 Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.