Changes in The Performance of Toba Batak Gondang Music in a Batak Custom Wedding Ceremony in Bukittinggi City, West Sumatra Province
Abstract
Musik gondang merupakan musik yang digunakan masyarakat Batak dalam berbagai upacara adat, salah satunya dalam upacara pernikahan. Pada saat masyarakat etnis Batak mulai merantau dan masuk ke Kota Bukittinggi, di situ pula mulai masuk Musik Gondang Batak. Musik Gondang Batak dalam acara pernikahan yang ditampilkan dengan beberapa instrumen asli yaitu gondang, sulim, sarune, hasapi dan garatung, ditemukan beberapa perubahan unsur musik dari aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan pertunjukan Musik Gondang Batak dalam upacara pernikahan adat Batak di Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif analisis karena dapat memberikan gambaran dan menjelaskan mengenai perubahan pertunjukan Musik Gondang Batak yang ada di Bukittinggi. Hasil penelitian Musik Gondang Batak Bukittinggi menggambarkan sebuah inovasi sebagai ide baru, praktek, atau objek dianggap baru. Gondang Batak Bukittinggi adalah inovasi teknologi yang berkaitan dengan alat musik karena dianggap menjadi ide baru dan potensial. Oleh karena itu, Musik Gondang dengan adanya aranssemen musik baru serta masuknya keyboard dan saxophone, Musik Gondang Batak sedang disajikan sebagai ide baru dan segar. Teknologi berupa media alat musik media yang berubah dan memperkenalkan bentuk baru. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang solid tentang bagaimana memperkenalkan ide-ide baru perubahan ke dalam sistem sosial masyarakat Batak.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Koentjaraningrat. (1980). Sejarah Teori Antropologi 1 (Edisi 1) Jakarta: UI – Press.
Liliweri, Alo. (2003). Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.
Lubis, May Sari, dan Wadiyo. 2016. “Musik Gondang Batak Horas Rapolo dalam Proses Penggunaannya untuk Berkesenian pada Upacara Adat Pernikahan Batak toba di Kota Semarang.” Catharsis: Journal of Arts Education 5(1):41–47.
Meryan, Andi Alma. 2020. “Eksistensi Tari Salonreng Teko di Kabupaten Bandung.”
Pasaribu, John. B. (2003). Adat Batak Saluran Kasih Sesama Umat Tuhan. Jakarta. Yayasan Borbor.
Sabatari, Widyabakti. 2010. “Visualisasi Karakter Dalam Desain Kostum Tari.” Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 113– 23.
Silalahi, Parasdy. (2016). Panduan Perkawinan Adat Dalihan Natolu (Adat Batak). Jakarta. Sinar Sinanti.
Simangungsong, Emmi. (2013). “Perubahan dan Kesenimbungan Tradisi Gondang dan Tortor dalam Pesta Adat Perkawi nan pada Masyarakat Batak Toba di Medan”. Jurnal Musikologi. Vol 21 Nomor 2.
Simandjuntak, Bungaran Anthonius. (2002). Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Yogyakarta. Jendela.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. (2002). Pemikiran Tentang Batak. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Soenarno. (2002). Kekuatan Komunitas Sebagai Pilar Pembangunan Indonesia. Jakarta. Soetomo 2013.
Tambunan, E. H. (1982). Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya Sebagai Sarana Pembangunan. Bandung. Tarsito.
Vergouwen, J. C. (2004). Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Yogyakarta. LKiS Pelangi Aksara.
DOI: http://dx.doi.org/10.26887/scoring.v1i2.3922
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Alamat Redaksi:
Institut Seni Indonesia Padangpanjang
Jl. Bahder Johan 27128, Sumatera Barat (0752) 82077
Email: musikfilm@isi-padangpanjang.ac.id
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.