DESKRIPSI STRUKTUR TARI TAK OYAI DI KENAGARIAN PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN
Abstract
Fokus utama dalam penelitian ini adalah tentang deskripsi struktur tari Tak Oyai di Kenagarian Painan Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu seluruh data yang diperoleh baik data tertulis maupun data di lapangan dihimpun dan dijabarkan kemudian dianalisis sesuai permasalahan penelitian yang dirumuskan. Pendekripsian struktur Tari Tak Oyai dilakukan supaya masyarakat Painan Timur mengetahui tentang struktur Tari Tak Oyai dan dapat melestarikan tari tersebut. Tak Oyai terdiri dari kata Tak yang berarti tidak, dan Oyai berarti goyah. Jadi Tak Oyai bermakna sebagai tidak ada kegoyahan dalam bekerja yang penting selalu bersemangat walau dalam keadaan sulit sekalipun. Sikap semangat tersebut menggambarkan tentang seorang petani yang selalu bersemangat bekerja meskipun dalam keadaan sulit. Untuk menjelaskan semua ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teori, teori yang relevan tentang struktur tari yaitu teori struktur dari Y.Sumandyo hadi, kemudian teori bentuk dari Y. Sumandyo Hadi.
Kata Kunci: Tari Tak Oyai, Struktur, Bentuk
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Rustiyanti, S. (2015). Musik Internal dan Eksternal dalam Kesenian Randai. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 15(2), 152–162. https://doi.org/10.24821/resital.v15i2.849
Saaduddin, Novalinda, S., & Alfareta, T. (2021). Travesty: The Expression of the Agrarian Society as Cultural Negotiation at the Amal Play at Pulau Belimbing II Sub-Village, Kuok Village, Kuok District, Kampar Regency, Riau Province. Proceedings of the 4th International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2020), 552(Icaae 2020), 183–187. https://doi.org/10.2991/assehr.k.210602.036
Suaida, Novalinda, S., & Erman, S. (2018). Konsep Ritual Dalam Penciptaan Karya Tari Gilo Lukah. Jurnal Laga-laga, 4(2), 129–139. http://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Lagalaga/article/view/429
Yuliza, F. (2020). Dari Tari Galombang ke Tari Pasambahan: Perubahan Tari Minangkabau Dalam Perkembangan Budaya Populer dan Industri Pariwisata. Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan, 6(1), 80–90.
Yusfil, Y., Saaduddin, S., & Gusmail, S. (2020). KONSEP BULUIH DALAM PERTUNJUKAN LUAMBEK PADA MASYARAKAT SICINCIN DI MINANGKABAU. Jurnal Studi Budaya Nusantara, 4(2), 93–103. https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2020.004.02.02
Ermiyetti. Skripsi.1999. “Tari Tak Oyai dalam Upacara Adat pada Masyarakat Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.STSI Surakarta”.
Erviela Desarta. Skripsi.2008. “Pengawetan Tari Saputangan Tradisi Di Karang Pauh, Kenagarian Gurun Panjang, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan : Kajian Tekstual Dan Kontekstual”. Padangpanjang. Perpustakaan Institut Seni Indonesia.
Idrus Hakimy DT. Rajo Panghulu. 1994. Pegangan penghulu, Bundo Kanduang dan pidato, Alua Pasambahan Adat Di Minangkabau.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
DOI: http://dx.doi.org/10.26887/lg.v8i1.2531
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/lg.v8i1.2531.g992
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
View My Stats