PERTUNJUKAN TARI FALUAYA DI BAWÖMATALUO KECAMATAN FANAYAMA KABUPATEN NIAS SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA : DALAM KAJIAN ESTETIKA
Abstract
Penelitian ini ini bertujuan untuk mengkaji tari Faluaya di Bawömataluo dalam kajian estetika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yaitu memaparkan dan mendeskripsikan seluruh data yang didapat di lapangan kemudian dianalisis sesuai dengan permasalahan. Untuk membahas dengan permasalahan estetika digunakan pendekatan yang diketengahkan oleh Deni Junaedi dan analisis nilai estetik akan menggunakan teori yang dikemukakan oleh The Liang Gie didukung dengan konsep ciri-ciri sifat benda estetik oleh Manroe Beardsley. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan studi lapangan (observasi, wawancara dan dokumentasi). Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Faluaya memiliki nilai estetik karena dari sudut pandang yang mampu diserat oleh inderawi yang memiliki nilai bentuk dan di dalamnya menghadirkan nilai-nilai kehidupan pada masyarakat Bawömataluo.
This study aims to examine the Faluaya fare in Bawömataluo in an aesthetic study. The method used in this study is a qualitative research method with descriptive analysis, which describes and describes all the data obtained in the field and then analyzed according to the problem. To discuss the usability problems of the approach proposed by Deni Junaedi and the analysis of the aesthetic value of the theory proposed by The Liang Gie, it is supported by the concepts of aesthetic object properties by Manroe Beardsley. The data collection technique used is literature study and field study (observation, interview and documentation). The resultof the study show that the Faluaya Dance has aestetic value because from the point of view that it is able to be absorbed by the senses which has a from value and in it presents the values of life in the Bawömataluo community.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agus Sachari. 2002. Etestika Makna, Simbol dan Daya. Bandung. ITB.
Deni Junaedi. 2017. Estetika Jalinan Subjek, Objek dan Nilai. Yogyakarta. ArtCiv.
Dharsono Sony Kartika. 2007 b. Pengantar Estetika. Bandung. Rekayasa Sain.
Jacob Sumardjo. 1999. Filsafat Seni. Bandung. ITB.
LD Melisa. 2015. Skripsi “Bentuk Penyajian Tari Faluaya di Nias Selatan dengan Tari Faluaya di Medan”. Universitas Negeri Medan.
Lono Simatupang. 2013. Pergelaran Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya. Yogyakarta. PT. Jalasutra Anggota IKAPI.
Metraikan Natanael Laoli. 2016. Skripsi “Analisis Musikal Tekstual Hoho Dalam Tari Faluaya Yang Di Pertunjukkan Sanggar Fanayama Pada Budaya Masyarakat Nias Di Kota Medan”. Universitas Sumatera Utara.
Museum Pusaka Nias. 2017. Budaya Nias Selatan. Gunungsitoli. Yayasan Pusaka Nias.
Raedu Basha. 2018. Ya’ahowu Catatan Etnografis Tentang Nias. Jakarta. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rani Haridianti. 2021. Skripsi “Tari Perang Pada Masyarakat Nias Di Gunung Pangilun Kota Padang Sumatera Barat Dalam Perspektif Latar Belakang Budaya” Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
Sadieli Telaumbanua. 2006. Representasi Budaya Nias Dalam Tradisi Lisan. Gunungsitoli. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Nias.
Sugiyono. 2015. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.
The Liang Gie. 1976. Garis Besar Estetika. Yogyakarta. Penerbit Karya.
Y. Sumandiyo Hadi. 2007. Kajian Teks dan Konteks. Yogyakarta. Pustaka BookPublisher.
Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta. Cipta Media.
DOI: http://dx.doi.org/10.26887/lg.v8i2.3115
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/lg.v8i2.3115.g1164
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
View My Stats