EKSISTENSI SULING BAMBU DI DESA KOTO LUA KEC. SIULAK MUKAI KAB. KERINCI

Wiwin Ardia, Syafniati Syafniati, Sriyanto Sriyanto

Abstract


Suling bambu adalah salah satu kesenian tradisi yang ada di desa Koto Lua Kecamatan Siulak Mukai Kabupaten Kerinci. Awalnya kesenian suling bambu ditampilkan menggunakan satu instrumen yaitu satu buah suling yang terbuat dari bambu. Fungsi kesenian suling bambu untuk menghibur diri sendiri di saat lelah bekerja di sawah, di ladang, bergembala ternak dan pada saat pesta panen. Seiring perkembangan zaman, suling bambu sudah berkembang dan tidak lagi digunakan pada saat pesta panen, melainkan sudah berubah fungsi sebagai acara hiburan seperti: prosesi pernikahan, turun mandi, sunatan rasul, kendurisko, Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK), dan penyambutan tamu di instasi-instasi pemerintah. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pertunjukan suling bambu, perkembangan suling bambu dan pandangan masyarakat terhadap suling bambu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan melihat langsung pertunjukan. Hasil yang ditemukan menunjukan bahwa suling bambu telah mengalami perkembangan baik dari segi alat dan segi kegunaannya. Pada awalnya alat yang digunakan terdiri dari satu buah suling dan kemudian ditambah dengan beberapa instrumen lainnya seperti tambur, gendrang, cer, ketuk dan corong. Masyarakat memandang pertunjukan suling bambu adalah pertunjukan yang tidak boleh ditinggalkan pada acara arak-arakan penganten, FMPDK, penyambutan tamu di instasi-instasi pemerintah dan kenduri sko.

Keywords


Suling bambu, Eksistensi, Pandangan Masyarakat,

Full Text:

PDF

References


Adam, Arifin, Boestanoel. 1970. Seni Klasik Minangkabau. Diktat: ASKI Padangpanjang.

Harisman. 1994. “Studi Analisis Bentuk Musik Suling Bambu di Desa

Siulak Kecamatan Gunung Kerinci Kabupaten Kerinci”. Laporan Penelitian. STSI. Padangpanjang

Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.

Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan Metalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Marzam. 2002. Basirompak Sebuah Transformasi Aktivitas Ritual Magis Menuju Seni Pertunjukan.

Yogyakarta: KEPEL Pres.

Moleong, J. Lexy 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Poewadarminta, WJS. 1952. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

PT Balai Pustaka.

Qadri, Haji. 1994. Hukum Adat Sakti Alam Kerinci Suatu Pedoman dan Ico Pakai di Tigo Luhak Tanah Sekudung. Sungai Penuh, Kerinci.

Rohidi Rohendi Tjetjep. 2000. Kesenian Dalam Pendekatan Budaya.

Bandung: STSI press.

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan, Jakarta: Sinar Harapan.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/lg.v5i1.773

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/lg.v5i1.773.g439

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

View My Stats