PERANAN FILM BERTEMAKAN BUDAYA MINANGKABAU DALAM MEWUJUDKAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL

Dynia Fitri

Abstract


Many local wisdom was adopted from folklore into an audio-visual work in the form of films, both local films and national films. This research was conducted with the aim of finding out how big the role of films with the theme of Minangkabau culture in realizing the values of local wisdom in them as seen from the films adapted from Buya Hamka's novel, namely the film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck and the film Under Protection of the Ka'bah.

In this study, the method was carried out qualitatively. With data collection techniques carried out by means of observation. The subject of the research is how the reality that exists in Minangkabau if it is appointed as an audio-visual work of art without eliminating the role of Minangkabau cultural wisdom values in the film. To see the role of Minangkabau cultural local wisdom values in the film, the method that will be used is the first to describe the film, the two languages used in the film, the third the Minangkabau cultural wisdom values in it.

The results of this study found that the two films based on Buya Hamka's work have a role in realizing the values of local wisdom of Minangkabau culture. In every film there is local wisdom about, firstly, Rumah Gadang which has always been an icon of Minangkabau, in which there are many philosophies related to women and Minangkabau customs. Second, surau culture related to education and religion. The three kinship systems in Minangkabau are outlined from maternal or matrilineal descent.

Keywords: Films, Minangkabau Culture, Local wisdom

 

ABSTRAK

Kearifan lokal banyak diadopsinya dari cerita rakyat menjadi sebuah karya audio visual yang berbentuk film, baik film lokal maupun film nasional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan film yang bertemakan budaya Minangkabau dalam mewujudkan nilai-nilai kearifan lokal di dalamnya yang dilihat dari film yang diangkat dari novelnya Buya Hamka, yaitu film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan film Dibawah Lindungan Ka’bah.

Pada penelitian ini metode dilakukan secara kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi. Subjek penelitian adalah bagaimana realitas yang ada di Minangkabau jika diangkat menjadi sebuah karya seni audio visual dengan tidak menghilangkan peranan dari nilai-nilai keraifan budaya Minangkabau pada film. Untuk melihat peranan nilai-nilai kearifan lokal budaya Minangkabau pada film, maka metode yang akan digunakan adalah yang pertama mendeskripsikan tentang film, kedua bahasa yang digunakan dalam film, ketiga nilai-nilai kerifan budaya Minangkabau di dalamnya.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kedua film yang diangkat dari karya Buya Hamka memiliki peranan dalam mewujudkan nilai-nilai kearifan lokal budaya Minangkabau. Disetiap filmnya ada kearifan lokal tentang, pertama Rumah Gadang yang selalu menjadi ikon Minangkabau, yang di dalamnya terdapat banyak filosofi yang berkaitan dengan perempuan dan adat istiadat Minangkabau. Kedua, budaya surau yang berkaitan dengan pendidikan dan agama. Ketiga sistem kekerabatan di Minangkabau yang digariskan dari keturunan Ibu atau matrilineal.

Kata kunci: Film, Budaya Minangkabau, Kearifan Lokal


Keywords


Films, Minangkabau Culture, Local wisdom

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.26887/os.v1i2.3123

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Offscreen is indexed by: