Eksistensi Silek Tuo Nagari Sungai Pua Dalam Fotografi Dokumenter
Abstract
ABSTRAK
Silek Tuo merupakan salah satu seni bela diri Minangkabau yang tumbuh dan berkembang di nagari Sungai Pua, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Di Nagari Sungai Pua, Silek Tuo masih dihadirkan sebagai salah satu seni tradisi daerah yang dilestarikan. Meski demikian, peminat akan seni bela diri mulai berkurang dari waktu ke waktu. Hal ini juga dipengaruhi oleh tidak adanya wadah serta media yang bisa meningkatkan gairah generasi millennial untuk mengembangkan silek tuo. Melalui dokumentasi dokumenter, harapannya seni bela diri silek tuo kembali dapat meningkatkan eksistensinya sebagai seni tradisi yang harus dijaga dan dilestarikan.Tujuan penelitian ini ialah sebagai upaya pelestarian dalam menjaga eksistensi seni bela diri silek tuo dalam bentuk pendokumentasian seni bela diri silek tuo di Nagari Sungai Pua. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengenalkan, mengembangkan seni bela diri silek tuo kepada kaum milenial dengan mendokumentasikan seni silek tuo dalam fotograi dokumenter. Melalui unsur-unsur metode EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angle, Time), objek silek tuo dinarasikan dengan gaya bertutur naratif sehingga foto dokumenter ini dapat menyampaikan informasi, dan meyakinkan pemandang foto tentang eksistensi silek tuo.
ABSTRACT
Silek Tuo is a Minangkabau martial art that grows and develops in the Sungai Pua village, Agam Regency, West Sumatra Province. In Nagari Sungai Pua, Silek Tuo is still presented as one of the local traditional arts that is preserved. However, the interest in martial arts began to decrease from time to time. This is also influenced by the absence of forums and media that can increase the enthusiasm of the millennial generation to develop silek tuo. Through documentary documentation, it is hoped that the martial art of silek tuo can again increase its existence as a traditional art that must be preserved and preserved. The purpose of this study is as a preservation effort in maintaining the existence of the martial art of silek tuo in the form of documenting the martial art of silek tuo in Nagari Sungai Pua. This research also aims to introduce and develop the martial art of silek tuo to millennials by documenting the art of silek tuo in documentary photography. Through the elements of the EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angle, Time) method, the silek tuo object is narrated in a narrative style so that this documentary photo can convey information, and convince photo viewers about the existence of silek tuo.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A Egidya. “Eksistensi Silek Lanyah sebagai permainan anak Nagari Di Kota Padang Panjang”. Skripsi. Padang: Universitas Andalas Padang. 2019
Arieska, Wigo. Silek Harimau Seni Bela Diri Minangkabau. Jurnal: UNIKOM. 2015.
Ediyono, Suryo. “Makna Seni dalam Beladiri Pencak Silat”. Jurnal Etnografi Vol XIV, No. 2 Tahun 2014.
Gustami. Metodologi Penciptaan Seni. Yogyakarta. ISI Press. 2001.
Jamal, M. FILSAFAT DAN SILSILAH Alliran-Aliran Silat Minangkabau. Padang Panjang: Tropic Offset Bukitinggi. 1986.
Nurfitri. Transformasi Langkah Tradisi Silek Tuo Gunuang menjadi Silek Lanyah di Kubu Gadang Kelurahan Ekor Lubuk Kecamatan Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang. Jurnal Ethnography : Journal Of Cultural Anthropology - Vol. 1 No. 1 ; ISI Padangpanjang. 2021
Viertha, Fajar. Analisis Interaksionisme Silek Tuo Di Nagari Gunuang Kelurahan Ekor Lubuk Kecamatan Padang Panjang Timur Provinsi Sumatera Barat. Jurnal FISP: Universitas Riau. 2019.
Widiyanto, S. Apresiasi Geberasi Muda terhadap Pencak Silat di Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Direktorat sejarah dan nilai Tradisional Ditjen Kebudayaan Depdikbud. 1997.
DOI: http://dx.doi.org/10.26887/vcode.v2i2.3691
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 VCoDe : Visual Communication Design Journal
VCoDe: Journal of Visual Communication Design distributed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.