COMMUNICATION FUNCTIONS OF THE TIMOR GONG IN NAPAN VILLAGE COMMUNITY

Agustinus Reno Renaldus Afoan El, Agustinus ABA Beda Ama, Melkior Melki Kian

Abstract


The Timorese gong is a traditional musical instrument of the Napan people that functions as a means of communication in rituals and entertainment. This instrument consists of several parts, namely Tonu Mese, Ote and Kbola. This musical instrument is used by the community as their communication with the local community, ancestors and nature. The method used in this study is descriptive qualitative with an ethnographic approach, namely to discuss the culture and life of the local community. The Timorese Gong until now has functioned as a means of ritual communication where the Gong has a symbolic meaning, namely as a symbol of the strength, nature, identity and character of the community. Apart from being in the context of rituals, this musical instrument also serves to provide information to the local community, namely when there are traditional elders or traditional figures who have died. The Timor gong used as a communication for the Napan people is to provide certain information or messages related to what is about to happen, namely as a warning sign to the local community.

Keywords: Gong Timor; Communication; Symbolic Meanin

 

FUNGSI KOMUNIKASI GONG TIMOR PADA  MASYARAKAT DESA NAPAN

 

 

Abstrak

Gong Timor merupakan alat musik tradisi masyarakat Napan yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam ritual maupun hiburan. Alat musik ini terdiri dari beberapa bagian yaitu Tonu Mese, Ote dan Kbola. Alat musik ini digunakan oleh masyarakat sebagai komunikasi mereka dengan masyarakat setempat, leluhur dan alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi yaitu untuk membahas tentang kebudayaan dan kehidupan masyarakat setempat. Gong Timor hingga saat ini telah difungsikan sebagai sarana komunikasi ritual dimana Gong tersebut memiliki makna simbolik yaitu sebagai simbol keperkasaan, sifat, identitas dan karakter masyarakat. Selain dalam konteks ritual alat musik ini juga berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat setempat yaitu pada saat ada tua adat atau tokoh adat yang telah meninggal. Gong Timor yang digunakan sebagai komunikasi masyarakat Napan adalah untuk memberikan informasi atau pesan-pesan tertentu terkait dengan apa yang akan terjadi yaitu sebagai tanda peringatan pada masyarakat setempat.

Kata Kunci: Gong Timor; Komunikasi; Makna Simbolik


Keywords


Gong Timor; Communication; Symbolic Meanin

Full Text:

PDF

References


Andung, P. A. (2010). Komunikasi Ritual Natoni Masyarakat Adat Boti Dalam di Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 36–44.

Ariyani, F., Agustina, E. S., & Hilal, I. (2018). Tradisi Upacara Adat Lampung sebagai Strategi Pelestarian Nilai Hidup di Kampung Tua Tiyuh Negara Bantin , Kabupaten Way Kanan ( Kajian Interaksi Simbolik : Bentuk , Fungsi , dan Makna ). 107–119.

Badj, S. G., Manafe, Y. D., Hana, F. T., Studi, P., Komunikasi, I., Cendana-kupang, U. N., Barat, K. M., & Oba, L. (2021). KOMUNIKASI RITUAL FUA TON PADA SUKU LEOSIKUN ( Kajian Etnografi Komunikasi Dell Hymes ). Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, 10(6), 169–177.

Efrida, E. (2016). Estetika Minangkabau Dalam Gerak Tari Bujang Sambilan. Ekspresi Seni, 18(1). https://doi.org/10.26887/ekse.v18i1.84

Elu, A. R. A. (2019). Gong Timor (Fungsi dan Makna) (Sunarto (ed.); 1st ed.). PT Kanisius.

Fanggi, T. (2016). STUDI TENTANG NILAI – NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM UNDANG ( HAEP ) PADA UPACARA KEMATIAN. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(2), 132–142.

Herawati, E. N. (2010). Makna Simbolik dalam Tatarakit Tari Bedhaya. Jurnal Seni Dan Budaya, 1(1).

Kian, F. C. M., Tukan, M. K. A. C. S. D., & Prodi. (2019). Analisa Unsur Musikal Go Laba Musik Tradisional Ngada Sebagai Iringan Tarian Ja ’ I Pada Sanggar Mora Masa Kel . Tuak. Ekspresi Seni, 21(01), 29–38.

Malawat, H. S. dan M. (2014). Bakupukul Manyapu Komunikasi Ritual Masyarakat Adat Mamala. In LP2M IAIN Ambon (Vol. 5, Issue 2).

Naraswari, N. P. A. S. dan A. A. (2021). Aktivitas Komunikasi Ritual Pada Tradisi Omed - Omedan Banjar Kaja Sesetan Denpasar Bali. Jurnal Administrasi Publik, 6(1), 19–28.

Neonnub, F. I., & Habsari, N. T. (2017). Belis : Tradisi Perkawinan Masyarakat Insana Kabupaten Timor Tengah Utara ( Kajian Historis dan Budaya Tahun 2000-2017 ). Jurnal Agastya, 8(1), 107–126.

Patriansyah, M. (2014). Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya Patung Rajudin Berjudul Manyeso Diri. Ekspresi Seni, 16(2), 239. https://doi.org/10.26887/ekse.v16i2.76

Peursen, C. A. (1988). Strategi Kebudayaan. Penerbit PT Kanisius.

Prihastuti, D., & Fitrahyati Laturrakhmi, Y. (2017). Sebuah Studi Tentang Komunikasi Ritual Dalam Tarian Seblang Banyuwangi. Studi Budaya Nusantara, 1(2), 1–10. https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2017.oo1.02.01

Pudyatmoko dan Chafid Fandeli Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Baiquni, S. M. (2015). RITUAL SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA di DESA NOUNEA KABUPATEN MALUKU TENGAH. Kawistara, 250(22), 221–328.

Purwanti, M. dan R. P. (2017). STUDI ETNOBOTANI PADA PROSES RITUAL ADAT MASYARAKAT SUKU SALUAN DI DESA PASOKAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA. Jurnal Biocelebes, 11(1), 46–60.

Rahmawati, Anik , Tryanto, dan S. I. (2017). Seni Relief Desa Senenan: Kajian Estetik, Fungsi, dan Pewarisannya di Sanggar Jepara Carver. Catharsis : Journal of Arts Education, 6(1), 28–37.

Rustiyanti, S. (2014). Musik Internal dan Eksternal dalam Kesenian Randai. 15(2), 152–162. http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/849/165

Sasi, D. (2016). Perubahan budaya kerja pertanian lahan kering. Jurnal Kajian Budaya, 6(2), 145–164. https://doi.org/10.17510/paradigma.v6i2.94

Setyaningrum, N. D. B. (2018). Budaya Lokal Di Era Global [Local Culture in the Global Era]. Ekspresi Seni [Journal of Art Expression], 20(2), 102–112.

Sri Wardani, T., & Soebijantoro, S. (2017). Upacara Adat Mantu Kucing Di Desa Purworejo Kabupaten Pacitan (Makna Simbolis Dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah). Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 7(01), 66–81. https://doi.org/10.25273/ajsp.v7i01.1061

Suminar, E. (2017). Sastra Lisan Dawan Sebagai Pilar Bahasa Ibu Di Timor dan Kenyataannya Saat Ini. Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(12), 35–49.

Tukan, F. C. dan M. K. A. C. S. D. (2020). Analysis of the Musical Form of Kedu’e as an Accompaniment of East Sabu Ethnic Padoa Dance at Ie Lowe Wini Studio, Air Nona Village, Kota Raja District, Kupang. Jurnal Ekspresi Seni, 22(1), 100–109.

Uma, Wilhelmus Kuara Jangga, D. H. dan Y. S. N. (2018). Makna Nyale Dalam Upacara Adat Pasola Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur. Historia, 6(2), 347–364.

Wadiyo. (2006). Seni Sebagai Sarana Interaksi Sosial. Humaniora Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, VII(2).

Winangun, Y. W. W. (1990). Masyarakat Bebas Struktur Liminalitas dan Komunitas Menurut Viktor Turner. Kanisius (anggota IKAPI).




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/ekspresi.v24i1.2244

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni 

E-ISSN 2580-2208 | P-ISSN: 1412-1662 | DOI: 10.26887/ekspresi 
Website: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/index
Email: red.ekspresiseni@gmail.com | Support Contact Email: thegar.risky@gmail.com
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn | Thegar Risky.S.Kom | Febri Desman, S | Elfira Roza, S.Kom
Publisher: Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat  (LPPM) ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan, Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Indonesia 27128 | Phone: (0752) 82077 | Fax: (0752) 82803

 

 


Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni © 2017 by LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang is licensed under Attribution-NonCommercial 4.0 International