WOMEN'S STUDY ON RANDAI SI RABUANG AMEH, AS AN EXISTENCE OF RANDAI DEVELOPMENT IN MINANGKABAU

Monita Precillia, Dedi Darmadi

Abstract


This article entitled "Development of the traditional art of randai into the creation of randai Si Rabuang Ameh by Zulkifli is a qualitative research in the form of descriptive analysis". The Si Rabuang Ameh performance is the result of the artist's observations and concerns about the women's desire to be directly involved in the randai performance. This paper aims to describe the background of the presence of the Si Rabuang Ameh performance, analysis of the work; innovation on randai and women's studies on randai si rabuang ameh, as a form of developing randai in Minangkabau. Minangkabau which adheres to a matrilineal system, of course, the participation of women in traditional randai performances is considered taboo. The Randai Si Rabuang Ameh show has been adapted so that it deserves to be a female randai. Randai Si Rabuang Ameh is a place for women who want to participate in randai performances. The randai creations in the Si Rabuang Ameh show do not eliminate the norms or customs and their traditional habitats so as not to damage the existence of randai as a traditional Minangkabau art. The performance of Randai Si Rabuang Ameh also does not conflict with the ethics of Contributing Duo Baleh in Minangkabau, so it does not become a debate or conflict with the participation of women in the show. The show that was innovated into women's randai, the wave motion was inspired by the motion of suduang daun, tanduak buang, jinjiang bantai, lapiah jarami, galatiak, gelek and others. 

Keywords: Si Rabuang Ameh; Randai; Women

 

 

 

KAJIAN PEREMPUAN TERHADAP RANDAI  SI RABUANG AMEH, SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN RANDAI DI MINANGKABAU

 

Abstrak

Tulisan berjudul pengembangan seni tradisi randai menjadi kreasi randai Si Rabuang Ameh karya Zulkifli ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif berbentuk diskriptif analisis. Pertunjukan Si Rabuang Ameh merupakan hasil observasi dan keresahan pengkarya terhadap keinginan kaum perempuan untuk terlibat langsung dalam pertunjukan randai. Tulisan ini bertujuan mendiskripsi latar belakang hadirnya pertunjukan Si Rabuang Ameh, analisis karya; inovasi terhadap randai dan kajian perempuan terhadap randai si rabuang ameh, sebagai wujud pengembangan randai di Minangkabau. Minangkabau yang menganut sistem matrilineal, tentunya keikutsertaan perempuan dalam pertunjukan randai tradisi di anggap tabu. pertunjukan randai Si Rabuang Ameh telah diadaptasi sehingga pantas menjadi randai perempuan. Randai Si Rabuang Ameh menjadi wadah bagi kaum perempuan yang ingin berpartisipasi dalam pertunjukan randai. Kreasi randai dalam pertunjukan Si Rabuang Ameh tidak mengilangkan norma atau pakam dan habitat ketradisiannya sehingga tidak merusak keberadaan randai sebagai kesenian tradisioal Minangkabau. Pertunjukan randai Si Rabuang Ameh juga tidak bertentangan dengan etika Sumbang Duo Baleh di Minangkabau, sehingga tidak menjadi perdebatan ataupun pertentangan terhadap keikutsertaan perempuan dalam pertunjukan. Pertunjukan yang di inovasi menjadi randai perempuan, gerak gelombang terinspirasi dari gerak suduang daun, tanduak buang, jinjiang bantai, lapiah jarami, galatiak, gelek dan lainnya.

Kata kunci : Si Rabuang Ameh; Randai; Perempuan


Keywords


Si Rabuang Ameh; Randai; Women

Full Text:

PDF

References


Andhika, Y. L. (2018). Film Bagurau; Representasi Citra Perempuan Minangkabau. Ekspresi Seni, 20(1), 56. https://doi.org/10.26887/ekse.v20i1.387

Astuti, P. (2004). Perempuan dalam seni pertunjukan Minangkabau : suatu tinjauan gender. Kalika.

Efrida. (2009). Toleransi Masyarakat Minangkabau terhadap Peran Perempuan dalam Aktivitas Seni Budaya. In GELAR: Jurnal Seni Budaya (Vol. 7, Nomor 2, hal. 137–148).

Efrida. (2016). ESTETIKA MINANGKABAU DALAM GERAK TARI BUJANG SAMBILAN. Ekpresi Seni. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 18(2), 165–323.

Endang Caturwati, D. (2019). Perempuan Indonesia dulu dan kini : membangun kecerdasan bangsa di bumi Nusantara (E. Caturwati (ed.)). Pustaka Pelajar (Firm), Unpad Press.

Erianjoni, E. (2011). PERGESERAN CITRA WANITA MINANGKABAU: DARI KONSEPSI IDEAL-TRADISIONAL KE REALITAS. Kafa`ah: Journal of Gender Studies, 1(2), 225–234. https://doi.org/10.15548/JK.V1I2.80

Erwin Mardiansyah, M. P. (n.d.). PASIA MAIMBAU ( SEBUAH EKSPRESI TENTANG KEPUNAHAN IKAN BILIH ): VISUALISASI KERESAHAN ANAK NAGARI. November 2021, 28–40.

Evadila. (2014). MEREFLEKSIKAN KABA ANGGUN NAN TONGGA MELALUI KOREOGRAFI “PILIHAN ANDAMI.” JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuandan Karya Seni, Volume 16,.

Irianto, I. S., Saaduddin, S., Susandro, S., & Putra, N. M. (2020). Recombination of Minangkabau Traditional Arts in Alam Takambang Jadi Batu by Komunitas Seni Nan Tumpah. Ekspresi Seni, 22(1), 85–99. https://doi.org/10.26887/ekspresi.v22i1.1039

Ka’bati. (2015). PADUSI Ka`bati (S. Azhar (ed.); Cetakan Pe). kakilangit kencana.

Misrawati. (2020). Transformasi Bujang Gadih At Randai ’ s Show Teluk Kuantan , Provinsi Riau.

Monita Precillia, atik J. (2022). FUNGSI PAKAIAN ADAT DEPATI DAN NINIK MAMAK KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH Monita Precillia, Atik Julisa. 01, 31–45.

Navis, A. A. (1984). Alam terkembang jadi guru : adat dan kebudayaan Minangkabau (cetakan 1). PT Grafiti Pers.

Ph.D, I., & Darojat, Z. (2019). Kedudukan dan Peran Perempuan dalam Perspektif Islam dan Adat Minangkabau. Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, 3(1), 59–76. https://doi.org/10.21009/003.1.04

Pramayoza, D. (2020). Menyelisik “Dramaturgi” Pertunjukan Tradisi Lisan Etnik Minangkabau. In Sudarmoko (Ed.), Pengkajian Sastra Lisan di Sumatera Barat (hal. 9–42). Ruang Kerja Budaya.

Pramayoza, D. (2021). Dramaturgi Bakaua dalam Masyarakat Minangkabau: Studi atas Ritual Tolak Bala Dengan Perspektif Victor Turner. Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, 5(1), 67–82. https://doi.org/10.26887/bcdk.v5i1.2493

Pramayoza, D. (2022). The Aesthetics of Eternal Paradox: Endless Dialogue Between Islamic and Minangkabau Thought in Wisran Hadi’s Dramaturgy. Cogito: Multidisciplinary Research Journal, 14(2), 160–180.

Pramayoza, D., Emri, & Loravianti, S. R. (2022). Menceritakan Bancah Birunguik, Memperagakan Silek Luncua Mendendangkan Balam-Balam: Pelatihan Repertoar Baru Randai di Solok Selatan. Abdi Seni, 13(1), 29–39. https://doi.org/10.33153/abdiseni.v13i1.4180

Rikarno, R., & Saaduddin, S. (2021). New Media: Langkah Pelestarian Kesenian Tradisional Saluang Dendang oleh Kelompok Seni Cimpago Talang. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 23(1), 63–74. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26887/ekspresi.v23i1.1619

Rohidi, T. R. (2011). Metologi Penelitian Seni. Cipta Prima Nusantara Semarang.

Sahrul, N. (2011). Estetika Teater Modern Sumatra Barat. Mudra, 26.

Sahrul, N., Elizar, E., Sukri, A., & Zaitun, K. (2019). The Art Creation Design of The Dance Theatre “The Margin of Our Land.” Arts and Design Studies, 77, 61–69. https://doi.org/10.7176/ads/77-08

Sari, R. K. (2017). Representasi Perempuan Dalam Pertunjukan “Demi Masa”: Sebuah Kajian Tari Karya Alfiyanto. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, 2(2), 165–182. https://doi.org/10.30870/jpks.v2i2.2530

Sismarni. (n.d.). Jati Diri Perempuan Minangkabau Dalam Budaya Populer. P K B I:

Tjeptjep Rohidi Rohendi. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Citra Prima Nusantara.

William A. Haviland. (1988). Antropologi edisi keempat jilid 2 (R. G. Soekadijo (ed.); jilid 2 Ed). Erlangga.

Yusfil, Saaduddin, S. G. (2020). © 2020 Jurnal Studi Budaya Nusantara - SBN All rights reserved.

Zaitun, K., Afrizal, H., & Susandro, S. (2022). From Traditional Market to Theater Stage. International Journal of Innovative Science and Research Technology, 7(2), 427–432.

https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.6331294

Zulkifli. (1993). Randai Sebagai Teater Rakyat Minangkabau Di Sumatra Barat: Dalam Dimensi Sosial Budaya. Universitas Gadjah Mada.

Zulkifli. (2013). Randai Sebagai Teater Rakyat Minangkabau: Alternatif Pembinaan dan Pengembangan. Garak Jo Garik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, 9(1), 30–45.

Zulkifli. (2016). Strategi Pengembangan Randai Sebagai Teater Tradisional Rakyat Minangkabau. Laga-Laga Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padang Panjang, 02 No 02.

Zulkifli S. Kar., M. Hum, Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS, Admiral, S.Kar., M. S. (2020). Randai teater tradisional rakyat Minangkabau Sumatera Barat (Erlinda (ed.); cetakan pe). Agree Media publishing.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/ekspresi.v24i2.2256

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni 

E-ISSN 2580-2208 | P-ISSN: 1412-1662 | DOI: 10.26887/ekspresi 
Website: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/index
Email: red.ekspresiseni@gmail.com | Support Contact Email: thegar.risky@gmail.com
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn | Thegar Risky.S.Kom | Febri Desman, S | Elfira Roza, S.Kom
Publisher: Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat  (LPPM) ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan, Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Indonesia 27128 | Phone: (0752) 82077 | Fax: (0752) 82803

 

 


Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni © 2017 by LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang is licensed under Attribution-NonCommercial 4.0 International