SUNTIANG GADANG DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT PADANGPARIAMAN

Yulimarni Yulimarni, Yuliarni Yuliarni

Abstract


Suntiang gadang merupakan hiasan kepala pengantin perempuan di
Minangkabau, khususnya di Kabupaten Padangpariaman. Secara visual
suntianggadang memiliki tampilan yang sangat menarik, selain terpancar dari
warnanya juga didukung oleh keberagaman hiasan yang tertata di dalamnya.
Ragam hias tersebut diambil dari bentuk alam yang dikelompokkan ke dalam
bentuk motif tumbuhan dan motif binatang. Keberagaman hiasan yang terdapat
pada suntiang tidak saja bertujuan untuk memberi keindahan dan kecantikan bagi
orangnya, juga terkandung pesan-pesan moral yang ditujukan untuk kedua
mempelai dan akan menjadi panutan dalam hidup rumah tangga

Keywords


Suntiang gadang; Bentuk; Makna; Ornamen

Full Text:

PDF

References


Bakar, Abdul Latiff Abu dan Mohd.Nefi Imran. 2004. Busana Melayu Serumpun. Malaysia:Institut Seni Malaysia Melaka.

Basir, Nazif dan Elly Kasim. 1997.Tata Cara Perkawinan Adat Istiadat Minangkabau. Jakarta:Elly Kasim Collection.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bogdan, R.C and S.J Taylor. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu ilmu Sosial. Surabaya: Usaha Nasional.

Gie, The Liang, 1996, Filsafat Seni, Yogyakarta: PUBIB. Gustami, SP. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: ASRI Yogyakarta.

Ibrahim, Anwar, dkk. 1985. ”Arti Lambang dan Fungsi Tata Rias Pengantin dalam Menanamkan Nilai-nilai Budaya Provinsi Sumatera Barat”. Laporan penelitian, Padang: Depdikbud

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan daerah.

Kato, Tsuyoshi. 2005. Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka.

Latief, Ch. N. 2002. Etnis dan Adat Minangkabau (Permasalahan

dan masa depannya). Bandung: Angkasa. Marah, Risman. 1987. Ragam Hias Minangkabau. Yogyakarta: Proyek Pengembangan Media

Kebudayaan.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mutia, Riza, dkk. 2000. ”Upacara Adat Perkawinan di Padangpariaman. Laporan Penelitian. Padang: Proyek Pembinaan Permusiuman

Sumatera Barat.

Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Read, Herbert. Terjemahan Soedarso SP. 2000. The Meaning of Art,

Praeger Publishers Inc, New York, atau Seni: Arti dan Problematikanya. Yogyakarta:

Duta Wacana University Press Saydam, Gouzali. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Minang, Bagian Pertama. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan

Minangkabau (PPIM).

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Yayasan Penyelenggara Penerjemah / Penafsiran Al-Qur’an Revisi terjemah oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an kementerian Agama Republik Indonesia. 2010. Syaamil Al- Qur’an Miracle The Reference.Bandung: Sygma Publishing.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/ekse.v16i2.82

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni 

E-ISSN 2580-2208 | P-ISSN: 1412-1662 | DOI: 10.26887/ekspresi 
Website: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/index
Email: red.ekspresiseni@gmail.com | Support Contact Email: thegar.risky@gmail.com
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn | Thegar Risky.S.Kom | Febri Desman, S | Elfira Roza, S.Kom
Publisher: Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat  (LPPM) ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan, Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Indonesia 27128 | Phone: (0752) 82077 | Fax: (0752) 82803

 

 


Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni © 2017 by LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang is licensed under Attribution-NonCommercial 4.0 International