ANALISIS SOSIOLOGIS PROSES KREATIF SAKATO ART COMMUNITY DI YOGYAKARTA TAHUN 1995 HINGGA 2019

Abstract

The community is part of the creative economy ecosystem because of its ability to form non-formal education spaces to produce creative human resources. Ideas, creativity and social spirit become essential for the community to survive. The Sakato Art Community (1995) in Yogyakarta is a model of efforts to create an ideal creative human within the community. How does Sakato's creative process continue to exist in the contemporary art scene? This research is a descriptive-qualitative analysis of the patterns used by Sakato to build his existence. The explanation of these patterns is based on Vera L. Zolberg's sociological concept of the social construction of art that includes social institutions, artists and supporting communities. And Howard S. Becker said that the creative work of artists is not done by themselves, but some agencies collectively support the genius of artists. The essence of the creative process of Sakato Art Community lies in the consistency of caring for and maintaining the similarity of the member's area of origin (Minangkabau), having been educated from art education, the BAKABA exhibition event as a "battle" skill field for members.

Abstrak

Komunitas bagian dari ekosistem ekonomi kreatif, karena kemampuannya membentuk ruang pendidikan non-formal demi menghasilkan sumber daya manusia kreatif. Gagasan, kekaryaan dan jiwa sosial menjadi modal dasar komunitas untuk bisa survive. Komunitas Seni Sakato (1995) di Yogyakarta adalah model dari upaya penciptaan manusia kreatif yang ideal di dalam komunitas. Bagaimana proses kreatif yang dilakukan Sakato agar tetap eksis dikancah seni rupa kontemporer. Penelitian ini adalah analisis deskriptif-kualitatif terhadap pola-pola yang dilakukan Sakato untuk membangun eksitensinya. Penjelasan pola-pola tersebut didasari pada konsep sosiologi  Vera L. Zolberg tentang konstruksi sosial seni yang melingkupi institusi sosial, seniman dan masyarakat penyangga. Serta Howard S.Becker yang menyebutkan, kerja kreatif seniman tidak dilakukan oleh dirinya sendiri, tetapi ada agen-agen yang secara kolektif mendukung kejeniusan seniman. Inti dari proses kreatif Sakato Art Community terletak pada konsistensi merawat dan menjaga kesamaan daerah asal anggota (Minangkabau), pernah dididik dari pendidikan seni, ajang pameran BAKABA sebagai medan “pertarungan” skill dari anggota. 

Kata kunci: Komunitas Seni Sakato, Proses Kreatif, Konstruksi Sosial