STUDI KASUS FORM FOLLOWS FUNCTION DALAM KARYA SENI KRIYA

AHMAD BAHRUDIN, ANINDITA GALUH AMARTYA, A. FACHRIZKY AL-AMIEN

Abstract


Abstrak

Dikotomi Kriya terdiri dari atas seni kriya dan kriya seni, seni kriya penekanan karya nya mengutamakan fungsi atau afflied art sedangkan kriya seni lebih kepada karya-karya non fungdional atau fine art,  behgitupun dalam proses penciptaannya, seni kriya lebih mengkedepankan form follow function,  dimana kaidah ini lebih menekankan pada penciptaan karya seni kriya, dimana dalam penciptaannya mendahulukan fungsi di susul dengan bentuk, supaya karya yang dihasilkan memiliki fungsi sesuai dengan yang telah direncanakan. Dengan munculnya dogma tentang Form Follows Function yang mengatakan bahwa karya fungsional harus menghilangkan hal-hal yang mengandung ornamenasi dan mengatakan bahwa ornamen adalah dosa, tetapi tidak demikian dalam karya seni kriya di Indonesia peranan ornamen memang menjadi sangat dominan fungsi ornamen bukan sekedar sebagai hiasan tetapi lebih sebagai ekspresi kriyawan.

Abstract

The craft dichotomy consists of crafts and arts, the emphasis of the work emphasizes function or afflied art, while art is more towards non-functional or fine art works, as well as in the process of creation, the craft art prioritizes form follow function, where the rules This emphasizes more on the creation of handicraft works of art, where in its creation the function is followed by form, so that the resulting work has a function as planned.With the emergence of a dogma about the Form Follows Function which says that functional works must eliminate things that contain ornamentation and says that ornament is a sin, but this is not the case in Indonesian craftsmanship, the role of ornament has become very dominant. The function of ornament is not just decoration but more. as an expression of a craftsman.



Keywords


Form Follow Function; Seni kriya; Indonesia

Full Text:

PDF

References


KEPUSTAKAAN

Ahmad Bahrudin, W. dan W. (2020). Community Empowerment Through Development Of Mansiang Woven Product Design In Jorong Taratak Nagari Kubang Kecamatan Guguak. JPPM-LPIP UMP, 4(1), 109–115.

Bahrudin, A. (2011). Kriya Seni Kelahiran dan Eksistensinya. Ekspresi Seni, 11, 36–45. https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/view/186

Bahrudin, A. (2019). Teknik Potong Miring dan Teknik Laminasi dalam Proses Pembuatan Produk Kriya Kayu sebagai Upaya Efi siensi Bahan. Panggung, 4, 391–405. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung

Diyanti, K. (2017). Biota Laut Sebagai Sumber Ide. Jurnal Seni Rupa, 05, 526–536.

Eskak, E. (2012). Eksplorasi Bambu Betung untuk Pembuatan Lampu Hias. In Ornamen (Vol. 9, Issue 2, pp. 93–106).

Feldman, E. B. (1967). Art As Image and Idea. Prentice hall, Inc.

Guntur. (2004). Ornamen Sebuah Pengantar. STSI Press.

Gustami, S. (1991). Seni Kriya Indonesia” Dilema Pembinaan dan Pengembangan. SENI Jurnal Pengetahuan Dan Penciptaan Seni, Edisi I/03, 98–110.

Hendriyana, H. (2018). Metodologi Penelitian Penciptaan Karya (B. Sapto (ed.); 1st ed.). Sunan Ambu Press.

Koentjaraningrat. (2007). Sejarah Teori Antropologi I. UI-Press.

Mubarat, H., & Iswandi, H. (2018). Aspek-Aspek Estetika Ukiran Kayu Khas Palembang. Jurnal Ekspresi Seni, 20, 139–152. https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/view/403/295

Mukhsin Patriansah, Y. H. (n.d.). RUMAH TRADISIONAL KAMPUNG ARAB AL-MUNAWWAR. Ekspresi Seni, 1662, 120–136. https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/view/907

Poerwadarminta, W. J. S. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka.

Purwo Prihatin, Sumadi, Y. (2020). Minangkabau Traditional Women’s Creativity In Traditional Ceramic Arts In Galogandang Batusangkar. Ekpresi Seni, 22, 124–134. https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi

Raharjo, T. (2011). Seni Kriya dan Seni Kerajinan (O. H. Marwoto (ed.); pertama). PROGRAM PASCASARJANA Institut Seni Indonesia Yogyakarta. pps_isiy@yahoo.com

Read, H. (2000). Seni : Arti dan Problematikanya. Terj. Soedarso SP. Duta Wacana University Press.

Sabatari, W. (2006). Seni: antara bentuk dan isi. Imaji, 04, 238–249.

Sachari, A. (2007). budaya visual Indonesia. Penerbit Erlangga.

Soedarso, S. (2006). Trilogi Seni (M. A. Burhan. (ed.); 1st ed.). Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Susanto, M. (2002). Diksi Rupa, kumpulan istilah seni rupa. Kanisius.

Webshite:

https://museum-nias.org/?artwork=patung-lelehur-adu-zatua (diakses 20 Desember 2020).

https://www.indonesiakaya.com/uploads/_images_gallery/2__IMG_3029_Istana_ini_sempat_beberapa_kali_hangus_terbakar,_renovasi_terakhir_selesai_pada_akhir_2012_dan_diresmikan_30Oktober_2013.jpg (diakses 20 Desember 2020)




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/ekspresi.v23i1.1332

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni 

E-ISSN 2580-2208 | P-ISSN: 1412-1662 | DOI: 10.26887/ekspresi 
Website: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/index
Email: red.ekspresiseni@gmail.com | Support Contact Email: thegar.risky@gmail.com
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn | Thegar Risky.S.Kom | Febri Desman, S | Elfira Roza, S.Kom
Publisher: Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat  (LPPM) ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan, Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Indonesia 27128 | Phone: (0752) 82077 | Fax: (0752) 82803

 

 


Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni © 2017 by LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang is licensed under Attribution-NonCommercial 4.0 International