Fungsi Dikia Baruda pada Acara Sunat Rasul (Khitanan) di Nagari Andaleh Baruh Bukit Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar

Chairunnisa Salsabillah Salsabillah, Desmawardi Desmawardi, Misda Elina, Syafniati Syafniati

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan fungsi dikia baruda pada acara sunat rasul di Nagari Andaleh Baruh Bukit Kecamatan Sunagayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Pertunjukan kesenian dikia baruda sebagai produk budaya masyarakat ditampilkan pada acara arak-arakan dan dalam posisi duduk dalam masjid, mushallah dan rumah penduduk. Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dengan mendata langsung kelapangan. Teori yang digunakan adalah teori fungsi yang di kemukakan oleh Allan P. Merriam dan RM. Soedarsono, adapun teori bentuk yang digunakan adalah teori yang dikemukakan ole Djelantik.  Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukan bahwa bentuk pertunjukan kesenian dikia baruda ditinjau dari segi penyajiannya menggunakan, instrument rabano dan vocal yang melantukan syair puji-pujian kepada Allah SWT dan memuliakan Nabi Muhammad SAW. Selajutnya fungsi pertunjukan dikia baruda pada acara sunat rasul adalah, menyangkut emosional, penghayatan estetis, hiburan, komunkasi, sebagai sarana upacara, sebagai hiburan, dan sebagai sarana tontonan.

Kata kunci: Dikia Baruda, Sunat Rasul, Fungsi, Bentuk

ABSTRACT

 

This study aims to describe the function of dikia baruda at the apostle circumcision event in Nagari Andaleh Baruh Bukit, Sunagayang District, Tanah Datar Regency, West Sumatra Province. The art performances of Dikia Baruda as a cultural product of the community are displayed at processions and in a sitting position in mosques, prayer rooms and people's homes. This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach by collecting data directly from the field. The theory used is the function theory proposed by Allan P. Merriam and RM. Soedarsono, the theory of form used is the theory proposed by Djelantik. Data collection techniques were carried out by literature study, observation, interviews and documentation. The results of the study indicate that the art form of Dikia Baruda in terms of presentation uses rabano and vocal instruments that sing praises to Allah SWT and glorify the Prophet Muhammad SAW. Furthermore, the function of the dikia baruda performance at the circumcision of the apostle is related to emotional, aesthetic appreciation, entertainment, communication, as a means of ceremony, as entertainment, and as a means of spectacle.

Keywords: Dikia Baruda, Apostle Circumcision, Function, Form

Keywords


Dikia Baruda, Sunat Rasul, Fungsi, Bentuk

Full Text:

PDF

References


A.A.M. Djlantik. 2001. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Afdil Anggara. 2018. “Gaso Nan Mambao”. Laporan Karya Seni Indonesia Fakultas Seni Pertunjukan Prodi Seni Karawitan Padangpanjang.

Haris Saputra. 2021 “Perempuan Pelaku Musik Dikia barudadi Nagari Andaleh Baruh Bukit Kecamtan Sungayang Kabupaten Tanah Data”r. Skripsi Institut Seni Indonesia Fakultas Seni Pertunjukan Prodi Seni Karawitan. Padangpanjang.

Idrus Hakimi. 1984 Pengetahuan Adat Minangkabau Basandi Syarak, Bandung: Remaja Rosdakarya..

-------- 1984 Pokok-Pokok Pengetahuan Adat Alam Minangkabau Remaja Rosdakarya. Bandung.

-------- 1984. 1000 Petatah Petitih Mamang-Bidal Pantun Gurindam, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Merriam, Alan. P. 1964 The Anthropologi of Music: Norywetern University Press. Chicago.

RM.Soedarsono. 2002 Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Wina Astri. 2019 “Dikia Rabano di Jorong Batu Baselo Nagari Matua Hillia Kecamatan Agam Tinjauan Fungsi dan Bentuk Penyajian” Laporan Tugas Akhir Strata 1. Institut Seni Indonesia Padangpanjang.

INFORMAN

Siti Rasani. 68 tahun, Kutianyia, Ibu Rumah Tangga, Jorong Andaleh. Pemain kesenian dikia baruda.

Mahwil. 41 tahun, Piliang, Petani, Jorong Baruh Bukit. Pemain kesenian dikia baruda.

Suhaimi. 55 tahun, Piliang, Petani, Jorong Baruh Bukit. Pemain kesenian dikia baruda.

Marjunas. 61 Tagun, Koto Pilian, Petani, Andaleh, masyarakat Nagari Andaleh Baruh Bukit.

Karsi Mayderli, 36 Tahun, Koto Piliang Pedagang Sayur, Andaleh, masyarakat Nagari Andaleh Baruh Bukit.

Muhammad Nur, 67 Tagun, Melayu, Petani Andaleh. Pemain kesenian dikia baruda.

A. Dt. Paduko Basar, 50 Tahun, Koto Piliang Wirswasta, Andaleh. Toko pemuka Adat Nagari Andaleh Baruh Bukit.

H. Aulia Rijal Lc, 55 Tahun, Melayu Pendakwah, Andaleh. Toko Pemuka Agama Nagari Andaleh Baruh Bukit.

Rifnaldi, 30 Tahun, Melayu, Pedagang Andaleh. Generasi Muda Nagari Andaleh Baruh Bukit.

Afdil Anggara, 22 Tahun, Melayu, wirausaha Andaleh. Generasi Muda Nagari Andaleh Baruh Bukit.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/jmen.v1i1.2016

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Visitors

Flag Counter