PSEUDO TRADISIONAL RITUAL MENUNTAUK DALAM TARI MANGKIK STAIH

ANA ANITA ISMIARTI, ASMARYETTI ASMARYETTI, ERNIDA KADIR

Abstract


 

Hilman seorang seniman tari  dari  Kota Sungai Penuh membangkitkan kembali ritual menuntauk menjadi pseudo tradisional dan mewujudkanya kedalam bentuk tari berjudul Mangkik Staih. Ritual menuntauk adalah salah satu bentuk upacara (ritual) meminta ilmu (menuntauk) yang dilakukan oleh masyarakat tradisional dengan menghadirkan berberapa persyaratan berupa sesajen dan perlengkapan  yang dipersembahkan kepada arwah leluhur.Pseudo tradisional ini menjadi pembuka di setiap bagiannya.Dalam melakukan analisis pembahasan tentang pseudo tradisional dirujuk pendapat Soedarsono yang membicarakan mengenai kaidah-kaidah tradisi yang telah dihilangkan nilai-nilai tradisionalnya yang bersifat sakral. Analisis bentuk pseudo ritual dalam tari Mangkik Staih dilakukan dengan berpedoman kepada pendapat Sumandiyo Hadi yang menyangkut tentang elemen-elemen tari.

 


Keywords


Ritual menuntauk, pseudo tradisional dan tari Mangkik Staih.

Full Text:

PDF

References


Jamaris Jamna. 2004. Pendidikan Material. Padang: Pusat Pengkajian Islam Dan Minangkabau Sumatra Barat.

Kamus Besar Bahasan Indonesia. 2002. Jakarta: Balai Pustaka.

R. M. Soedarsona. 2002, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Gajah Mada University Press Yogyakarta.

Robby Hidayat. 2011. Koreogafi dan Kreatifitas. Yogyakarta: Kendil Media Pustaka Seni Indonesia.

Thomas O’ Dea Dalam Y. Sumandiyo Hadi. 2012. Seni Pertunjukan Dan Masyarakat Penonton. Yogyakarta.

Y. Sumandiyo Hadi. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/lg.v6i2.1051

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/lg.v6i2.1051.g554

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

View My Stats