DILUAR BATAS

Zurma Lini

Abstract


Karya tari berjudul ”Diluar Batas” adalah interpretasi dan daya imajinasi pengkarya dalam menuangkan ide kedalam bentuk karya tetang keterkekangan yaitu seorang anak yang merasa diatur secara berlebihan oleh orang tuanya. Konsep karya ini merupakan hasil pengamatan pengkarya terutama yang terjadi dalam kehidupan sahabat pengkarya sendiri. Selain itu, pengkarya melihat langsung dan bisa merasakan bagaimana rasanya ketika kita dikekang secara berlebihan. Untuk memvisualisaikan ide garapan ke dalam karya tari, pengkarya menggunakan properti dan setting sebagai simbol privasi dan rambut berfungsi sebagai properti, simbol seorang perempuan, dan untuk memperkuat ekpresi yang akan dilahirkan oleh penari. Eksplorasi gerak terkait dengan gerak-gerak MinangKabau (pitunggua, gelek dan sebagainya) dan pengembangan teknik putar, rolling, ketahanan, kelenturan, dengan pengolahan berdasarkan pola-pola penjelajahan gerak yang sudah dipelajari, yang sesuai dengan karakter di dalam karya ini. Metoda yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi pustaka, imajinasi, eksplorasi, pengkarya gerak, improvisasi dan evaluasi. Dalam karya ini terdapat tiga bagian yang setiap bagiannya dengan 3 suasana (tenang, marah dan sedih) dan semuanya mencakup tentang keterkekangan/aturan.

 

Dance entitled “Di Luar Batas” is choreographer’s interpretation and imagination in channelling idea into choreography about anxiety namely a child who feels that he is being overly controlled by his/her parent. This choreography concept is choreographer’s result of observation particularly from what happens in the life of choreographer’s best friend. Besides, choreographer saw it happened directly and could imagine how it felt to be overly controlled. To visualize choreography idea in dance created, choreographer used property and setting as privacy symbol and hair functioned as property and symbol of a woman, and to strengthen expression produced by dancers. Movement exploration was related to Minangkabau movements (pitunggua, gelek, and etc.) and the development of spinning, rolling, endurance, and flexibility techniques, with processing based on movement exploration pattern that have been learned before and in accordance with characters in this choreography. Methods used were observation, interview, library research, imagination, exploration, movement choreography, improvisation, and evaluation. In this choreography, there are three parts and each part has 3 atmospheres namely calm, angry and sad atmospheres and all of them talk about anxiety/rule.

 

 

 


Keywords


Kehidupan, Seorang, Keterkekangan, Tari, Life, Someone, Anxiety, Dance

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.26887/lg.v1i2.263

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/lg.v1i2.263.g236

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

View My Stats