Randai sebagai Apresiasi Budaya : Riset Aksi di SDIT Al Azhar Darul Jannah Bukittinggi
Abstract
This article eximines randai training as culture facts from enculturation process that creates appreciation of culture. This article was made based on the results of dedication to the comunity in SDIT Al Azhar Darul Jannah Buksittinggi. Based on randai as a performance art, this article factually describes the individuals reality of studying and adapting their thoughts and attitudes to randai.This article uses an action research method that aims to solve important and meaningful problems at SDIT Al Azhar Darul Jannah Bukittingi. Based on the results of research that has been carried out, randai training is very relevant to be carried out in elementary schools, considering that elementary schools are the foundation of education. In addition to the elements of randai training in this article, it is adjusted to the level of students.
Abstrak
Artikel ini mengkaji pelatihan randai sebagai fakta budaya dalam proses enkulturasi yang melahirkan sikap apresiasi terhadap budaya. Artikel ini berangkat dari penelitian di SDIT Al Azhar Darul Jannah Bukittinggi. Berpijak pada sebuah randai sebagai seni pertunjukan secara faktual artikel ini akan menggambarkan realitas individu dalam mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan randai. Dengan menggunakan riset aksi, artikel ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang penting dan bermakna di SDIT Al Azhar Darul Jannah Bukittingi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pelatihan randai sangat relevan dilakukan di sekolah dasar mengingat sekolah dasar menjadi fondasi pendidikan dalam kehidupan siswa/i. Selain itu untuk memasukan nilai-nilai randai, maka cerita yang diangkat juga melalui proses penyesuaian.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adelman, C. (1993). Kurt Lewin and the Origins of Action Research. Educational Action Research, 1(1), 7–24. https://doi.org/10.1080/0965079930010102
Cassirer, E. (1987). Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei Tentang Manusia. PT Gramedia.
Coghlan, D., & Jacobs, C. (2005). Kurt Lewin on Reeducation. The Journal of Applied Behavioral Science, Volume 41(No. 4), 444–457. https://doi.org/10.1177/0021886305277275
Erlinda. (2012). Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang Estetika, Ideologi dan Komunikasi (Budaya Arga, Yulika Febri, & Ediwar (eds.)). Instuitut Seni Indonesia Padangpanjang dan Percetakan Creatif Production Padang.
Faiziah, Dewi Utami. 2018. Seri Manual GLS Menumbuhkan Kepekaan Budaya Lokal di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Harun, C. (1990). Kesenian Randai di Minangkabau. Proyek Penbinaan Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan, Depdikbud.
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Antropologi (8th ed.). PT Rineka Cipta.
Kuswarsantyo. (2019). Apresiasi Budaya (Narantaka Jirnodora (ed.)). Lingkaran.
Lewin, K. (1945). Resolving Social conflicts (Lewin Gertrud Weiss (ed.)). Harper & Row.
Manan, I. (1989). Anthropologi Pendidikan Suatu pengantar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Yek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kepentitikan.
Novaldi, D & Pramayoza, D. (2022). Tata Kelola Festival Warga: Menata Rangka Kerja Kolektif. Melayu Arts and Performance Journal, Volume 5, 97-104.
Pramayoza, D. (2013). Pementasan Teater Sebagai Suatu Sistem Penanda. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, Vol. 8, 230-247.
Rustianti, S. (2013). Pencak Silat Sebagai Sumber Inspirasi Eksplorasi dan Inovasi Tari Minang. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya, volume 15(nomor 2), 90–103.
Rustiyanti, S. (2013). Seni Tradisi Randai dengan Pembacaan Masa Kini: Kontinuitas dari Tradisi ke Kontemporer.
Saadudin. (2016). Analisis Bentuk, Fungsi dan Maksna Pertunjukan Teater Tanah Ibu Sutradara Syuhendri. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, Volume 18, 39-61.
Simatupang, L. L. (2010). Perpektif Antropologi Dalam Seni dan Estetika. AcintyaJurnal Penelitian Seni Budaya, Volume 2, 1–6.
Tindaon, R. (2012). Kesenian Tradisional dan Revitalisasi. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni , Volume 14(Nomor 2), 214–224.
Udin, S. (1992). Randai Ditinjau dari Sudut Pola, Posisi dan Fungsinya dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau.
Wendy, H. (2014). Dramaturgi Teater Rakyat di Minangkabau. Jurnal Kajian Seni, Volume 01, 32–47.
Yetti, E. (2010). Kesenian Randai Minangkabau Ditinjau dari Segi Estetika Tari. Jurnal Acintya, Volume 2(No. 1 Juni 2010), 30–37.
Zulkifli. (2013). Randai Sebagai Teater Rakyat Minangkabau: Alternatif Pembinaan dan Pengembangan. Garak Jo Garik Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, Volume 9(No. 1), 30–45.
DOI: http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v6i1.3654
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v6i1.3654.g1333
Refbacks
- There are currently no refbacks.
MAPJ Indexed By:
Melayu Arts and Performance Journal
E-ISSN: 2656-3509| P-ISSN:2656-0232 | DOI: 10.26887/mapjWebsite: http://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/MAPJ/index
Email: editor.mapj@gmail.com | redaksimapj@isi-padangpanjang.ac.id
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn
Publisher: Program Pasca Sarjana ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan Padangpanjang 27128
Phone: (0752) 82077, Fax: (0752) 82803
Melayu Arts and Performance Journal (MAPJ) is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License