PEMBINAAN SASTRA DALAM PERTUNJUKAN INDANG DI NAGARI TANDIKAT KECAMATAN PATAMUAN

Haris Fauzi, Sahrul Sahrul

Abstract


ABSTRACT

 

Indang art in Pariaman continues to undergo development. Therefore, the language used in indang must be developed too particularly for anticipating today era. Indang language is literary language, particularly Minangkabau literature. Hence the coaching of language development for indang group particularly for tukang dikie and tukang karang must be conducted. The objective of this service is to coach and give suggestion or input toward an indang group about how important the literary language is.

As the traditional art that respects nature as its teacher, indang always follows the changes that occur in its surrounding environment. It tries to put itself in the nature that undergoes the changes. The traditional people see nature as a system that’s conformable and previously arranged by a power beyond human’s power and these people are in that balance system.

Indang art can last until today because it has the mechanism that enables these changes to occur. Therefore on one side, the system or stability is not shaken but on the other side, changes or renewals occur. The changes and renewals that occur in indang piaman thus will also be seen as the part of harmony in the existing system. Therefore the changes and renewals are not only a process that occurs because of the external factor but also the internal factor.

 

Keywords: indang, tukang karang, tukang dikie  

  ABSTRAK

 

Kesenian indang di Pariaman terus mengalami perkembangan. Untuk itu bahasa yang ada dalam indang juga harus meningkat, terutama menyikapi zaman hari ini. Bahasa indang adalah bahasa sastra, terutama sastra Minangkabau. Maka pembinaan pengembangan bahasa terhadap kelompok indang, terutama tukang dikie dan tukang karang perlu diadakan. Tujuan dari pengabdian ini adalah membina dan memberikan masukan terhadap satu kelompok indang, pentingnya bahasa sastra.

Sebagai kesenian tradisional yang menghargai alam sebagai gurunya, indang selalu mengikuti perubahan yang terjadi pada alam lingkungannya tersebut. Mereka berusaha menempatkan diri dalam alam yang mengalami perubahan. Masyarakat tradisional melihat alam sebagai suatu tatanan yang selaras dan telah diatur oleh suatu kekuatan di luar kekuatan manusia dan mereka berada dalam tatanan keseimbangan itu.

Kesenian indang bisa bertahan sampai hari ini karena memiliki mekanisme yang memungkinkan perubahan-perubahan itu terjadi, sehingga pada satu pihak tatanan atau stabilitas tidak terguncang tapi pada pihak lain perubahan atau pembaharuan terjadi. Perubahan dan pembaharuan yang terjadi pada indang piaman dengan demikian akan dilihat juga sebagai bagian dari keselarasan dalam tatanan yang ada. Perubahan dan pembaharuan dengan demikian pula tidak hanya suatu proses yang terjadi karena pengaruh dari luar akan tetapi juga dari dalam.


Keywords


indang, tukang karang, tukang dikie

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Asril. (1997). "Seni Pertunjukan Indang Pariaman Minangkabau, Pergese-ran dari Religius ke Profan". Dalam Jurnal Seni dan Budaya, nomor 1 tahun 1. Padangpanjang: Akademi Seni Kerawitan Indone-sia.

Bastomi, Suwaji. (1992). Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Press.

Darmawati. (1990). “Studi Kasus Ten-tang Pergeseran Fungsi Indang di Toboh Mesjid Balai Senayan Pauh Kambar Pariaman Sumatera Ba-rat”. Skripsi S1. Surakarta: STSI Surakarta

Ediwar. 1999. "Perjalanan Kesenian In-dang Dari Surau Ke Seni Per-tunjukan Rakyat Minangkabau Di Padang Pariaman Sumatera Ba-rat". Tesis S2. Yogyakarta: Prog-ram Pascasarjana Universitas Gajah Mada.

Erlinda. 1993. “Peranan Tari Indang Dalam Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pincuran Sonsang Kabupaten Padang Pariaman Su-matera Barat”. Skripsi S1. Yog-yakarta: ISI Yogyakarta.

Fadhli, Muhammad. (2017). “Dramaturgi Indang Tigo Sandiang”. Tesis S2. Padangpanjang: Pasca Sarjana ISI Padangpanjang.

Herawati. 1989. “Baindang di Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto, Ka-bupaten Padang Pariaman (Suatu Studi dan Seni Unsur Musikal)”. Laporan Penelitian. Padangpan-jang: ASKI.

Martamin, Mardjani. 1976. "Indang Pia-man (Salah Satu Contoh Pengum-pulan Data Folklore)", Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial. Padang: Ins-titut Keguruan Ilmu Pendidikan.

Sulaiman, Syafruddin. 1989/1990. “Sas-tra Lisan Indang di Minangka-bau”. Laporan Penelitian. Tokyo: Yayasan Toyota

Yulinis. (2017). Estetika Indang Piaman: Seni Pertunjukan Tari, Musik, dan Sastra Minangkabau. Media Krea-tiva: Yogyakarta.

Zulkifli. 1988. “Tari Indang Sebagai Tari Tradisi di Desa Pincuran Sonsang Kecamatan VII Koto: Suatu Tin-jauan Segi Komposisi dan Este-tika”. Laporan Penelitian. Padang-panjang: ASKI Padangpanjang




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v1i2.639

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v1i2.639.g401

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


MAPJ Indexed By:


Melayu Arts and Performance Journal

E-ISSN: 2656-3509| P-ISSN:2656-0232 | DOI: 10.26887/mapj 
Website: http://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/MAPJ/index
Email: editor.mapj@gmail.com  | redaksimapj@isi-padangpanjang.ac.id
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn
Publisher: Program Pasca Sarjana ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan Padangpanjang 27128
Phone: (0752) 82077, Fax: (0752) 82803

Creative Commons License

Melayu Arts and Performance Journal (MAPJ) is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License