STRATEGI PEMBELAJARAN KESENIAN ULU AMBEK PADA MASA PANDEMI DI PARIAMAN

Yulinis Yulinis

Abstract


This article discusses the ulu ambek art learning strategy during the Covid-19 pandemic in Pariaman, which faces a new problem, namely the prohibition of gathering activities. This situation is certainly very risky for every cultural unit if it is not strong in defending itself. Ulu ambek art inevitably has to try to find alternatives to learning strategies to respond to the pandemic, one of which is to try online learning by utilizing digital technology media. The results of the analysis show that online learning strategies are difficult to apply to the ulu ambek. Because, the art of ulu ambek as an important part of Pariaman culture, holds the values and perceptions of the Pariaman people, especially the value of the leadership of the penghulu. Ulu ambek art is defined as a manifestation of the abstraction of the penghulu in Pariaman, including ideas, behaviors, and results of behavior. Both values and perceptions relate to the psychological aspects of ulu ambek supporters, which are important in directing their behavior, which are difficult to internalize through online learning strategies.

Keywords: pandemic; strategy; learning; Pariaman; ulu ambek

 

Abstrak

Tulisan ini membicarakan tentang strategi pembelajaran kesenian ulu ambek pada masa pandemi Covid-19 di Pariaman, yang menghadapi persoalan baru yaitu dilarangnya kegiatan berkumpul. Keadaan ini tentunya sangat berisiko bagi setiap unit kebudayaan jika tidak kuat dalam mempertahankan dirinya. Seni ulu ambek mau tidak mau harus berusaha untuk menemukan alternatif dari strategi pembelajaran guna menyikapi pandemi, salah satunya adalah mencoba pembelajaran daring dengan memanfaatkan media teknologi digital. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi pembelajaran daring sulit diterapkan atas ulu ambek. Sebab, seni ulu ambek sebagai bagian penting kebudayaan Pariaman, menyimpan nilai-nilai dan persepsi masyarakat Pariaman, terutama atas nilai kepemimpinan penghulu. Seni ulu ambek didefinisikan sebagai wujud dari abstraksi penghulu di Pariaman, mencakup gagasan, kelakuan, dan hasil kelakuan. Baik nilai-nilai maupun persepsi, berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan para pendukung ulu ambek, yang penting artinya dalam mengarahkan tingkah laku mereka, yang sulit diinternalisasikan melalui trategi pembelajaran daring.

Kata Kunci: pandemi; strategi; pembelajaran; Pariaman; ulu ambek


Keywords


pandemic; learning strategy; traditional performance; Pariaman; ulu ambek

Full Text:

PDF

References


Bandem, I. M., & DeBoer, F. E. (2004). Kaja dan Kelod: Tarian Bali dalam Transisi. Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Jogjakarta.

Hadi, W. (2013). Anak Dipangku Kemenakan di BIM: Sagarobak Tulak Buah Tangan Wisran Hadi (D. Moenir (Ed.)). Lembaga Kebudayaan Ranah.

Harsih, W. O., & Elida, E. (2019). Keberadaan Niniak Mamak dalam pertunjukan Ulu Ambek di Korong Pucuang Anam Nagari Tandikek (kajian status, peran dan fungsi). Jurnal Educatio: Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(2), 81–87. https://doi.org/10.29210/120192350

Ikranegara. (1997). Curriculum Vitae Tagore dan Kita. Majalah Horison No. XXXI, Maret.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (2001). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Balai Pustaka).

Kirpalani, K. (2000). Kata Pengantar. In Sang Juru Taman (Tagore, R.). Fajar Pustaka Baru.

Moleong, L. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya.

Pelly, U., & Menanti, A. (1994). Teori-Teori Sosial Budaya. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pramayoza, D. (2020). Memperbaharui Makna Perjumpaan: Festival dan Seni Pertunjukan di Tengah Pandemi. In D. K. Alka, H. Fansuri, & M. Nizar (Eds.), Wajah Kemanusiaan di Tengah Wabah: Percikan Pemikiran (pp. 243–257). Penerbit Quantum dan Jaringan Islam Berkemajuan.

Pramayoza, D. (2021). Dramaturgi Bakaua dalam Masyarakat Minangkabau : Studi atas Ritual Tolak Bala Dengan Perspektif Victor Turner. Bercadik: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 5(1), 67–82. https://doi.org/10.26887/bcdk.v5i1.2493

Pramayoza, D. (2015). Berpentas Melintas Batas: Memandang Praktik Pementasan Transnasional Dari Lensa Teater Postkolonial. In L. Hermiasih, M. H. B. Raditya, I. N. Salindri, N. N. Kartikasari, M. B. T. S. Prayogo, G. H. P. Pramono, & H. Prayogo (Eds.), Prosiding Konferensi Nasional Pengkajian Seni Art and Beyond (Issue September, pp. 45–67). Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.

Prasetia, H., & Pramayoza, D. (2020). Berkunjung ke Rumah Sendiri (H. Prasetia (Ed.)). Yayasan Umar Kayam.

Putra, D., Yuliadi, K., & Sriwulan, W. (2016). Ulu Ambek: Sebuah Pertaruhan Nilai. Bercadik: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 3(2), 124–134. https://doi.org/10.26887/bcdk.v3i2.545

Raditya, M. H. B. (2020). Urfear Huhu and the Multitude of Peer Gynts Sebagai Tawaran Liveness Pada Pertunjukan Virtual. Jurnal Kajian Seni, 07(01), 37–53. https://doi.org/10.22146/jksks.63090

Sedyawati, E. (1979). Tari: Tinjauan dari Berbagai Sisi. Pustaka Jaya.

Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Sinar Harapan.

Simatupang, L. (2013). Pergelaran; Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya (D. Pramayoza (Ed.)). Jalasutra.

Soedarsono, R. M. (1977). Tari-Tarian Indonesia I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono, R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. UGM Press.

Sugiarta, I. M., Mardana, I. B. P., Adiarta, A., & Artanayasa, I. W. (2019). Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3), 124. https://doi.org/10.23887/jfi.v2i3.22187

Wiratini, N. M. (2007). Peranan Wanita Dalam Seni Pertunjukan Bali Di Kota Denpasar. E-Journal of Cultural Studies, 1(1), 1–12.

Wiratini, N. M. (2009). Problem Peranan Wanita dalam Seni Pertunjukan Bali di Kota Denpasar: Kajian, Bentuk, Fungsi dan Makna. Bayumedia.

Yulinis. (2015). Ulu ambek: Relasi Kuasa atas Tari Tradisional Minangkabau (Sahrul N. (Ed.)). Media Kreativa.

Yusfil. (1997). Baluambek dalam Festival Adat Alek Pauleh Tinggi pada Kebudayaan Masyarakat Sicincin di Minangkabau (Sumatera Barat). Universitas Gadjah Mada.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v5i1.708

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v5i1.708.g945

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


MAPJ Indexed By:


Melayu Arts and Performance Journal

E-ISSN: 2656-3509| P-ISSN:2656-0232 | DOI: 10.26887/mapj 
Website: http://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/MAPJ/index
Email: editor.mapj@gmail.com  | redaksimapj@isi-padangpanjang.ac.id
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn
Publisher: Program Pasca Sarjana ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan Padangpanjang 27128
Phone: (0752) 82077, Fax: (0752) 82803

Creative Commons License

Melayu Arts and Performance Journal (MAPJ) is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License