Tari Rangguk Sebagai Ide Penciptaan Pada Karya Kulit
Abstract
Penciptaan karya “Tari Rangguk Sebagai Ide Penciptaan Pada Kriya Kulit” dilatarbelakangi
oleh ketertarikan pengkarya, terhadap tari rangguk yang ada di wilayah Kumun Debai. Masyarakat
Kumun Debai masih menjaga dan melestarikan tradisi ini sampai sekarang. Tari Rangguk adalah
salah satu kesenian tradisional yang bernuansakan Islam yang tumbuh dan berkembang di Kumun
Debai. Tari rangguk biasanya ditarikan oleh 7 sampai 15 orang remaja putri sebagai penari, 2 orang
laki-laki sebagai penabuh rebana dan 2 orang perempuan sebagai pelantun tale. Penciptaan karya
ini menjadi salah satu media promosi bagi masyarakat luas, tidak hanya masyarakat pemilik tradisi
tersebut, namun juga masyarakat luas. Metode penciptaan karya yaitu melalui tahapan dan proses
eksplorasi terhadap sumber ide, perancangan dengan menghasilkan sketsa dan desain, dan
perwujudan atau visualisasi menjadi karya. Secara umum penciptaan karya menggunakan landasan
teori berupa bentuk, fungsi, estetis, dan dekoratif. Sementara perwujudan karya menggunakan
media kulit samak nabati, dengan teknik tatah kempa dan pyrography.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahmad, Tri Satiawan. (2016). Kumbang
Koksi Dan Habitatnya Sebagai Ide
Penciptaan Karya Kriya Kayu. Institut
Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Bahari, Nooryan. (2008). Kritik Seni: Wacana
Apresiasi dan Kreasi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Chang, William, 2014. Metodologi
Perkaryaan Ilmiah. Erlangga. Jakarta
Dori, R. M., Yulika, F., & Satria, E. (2022).
Fungsi Upacara Adat Kenduri Pusako
dalam Kehidupan Sosial Masyarakat
Kecamatan Kumun Debai Sungai
Penuh. Ethnography: Journal of
Cultural Anthropology, 1(2), 65-75.
Gustami, SP. (2007). Butir-Butir Mutiara
Estetika Timur, Ide Dasar Penciptaan
Seni Kriya Indonesia. Prasista.
Yogyakarta.
Hadiyanto, H., & Sovia, W. (2018).
Ungkapan Tradisional Masyarakat
Kerinci: Kajian Bentuk Dan Telaah
Makna. Titian, 2(2), 229-252.
Kartika, Dharsono Sony. (2004). Pengantar
Estetika, Rekayasa Sains. Bandung.
(2017). Seni Rupa
Modern, Rekayasa Sains. Bandung.
Pebriandi, W., & Irwan, I. (2021). Tari
Rangguk Kota Sungai Penuh Dalam
Karya Seni Grafis. Serupa The
Journal of Art Education, 10(3), 176
Sachari, Agus. (2002). Estetika Makna,
Simbol dan Daya. ITB. Bandung.
Sari, A. M. (2019). Tradisi Tale Dalam
Kehidupan Masyarakat Kerinci. Gelar:
Jurnal Seni Budaya, 17(1), 44-52
.
Soejodno. (2008). Seni Kerajinan Kulit.
Angkasa. Bandung.
Soedarso, S. (1990). Tinjauan Seni Sebuah
Pengantar untuk Apresiasi Seni.
Saku Dayar Sarana. Yogyakarta.
Susanto, Mikke. (2002). Diksi Rupa,
Kumpulan Istilah Seni Rupa. Dictri
Art Lab. Jagad Art Space. Yogyakarta.
Sunarto. (1985). Pengetahuan Bahan Kulit
Untuk Seni dan Industri. Kanisius
Yogyakarta.
Tim Dinas Pendidikan Kota sungai Penuh.
(2021). Budaya Kota Sungai Penuh.
Hanif Media Kreasi. Sungai Penuh.
Ulfa, N. A., & Desfiarni, D. (2022). Analisis
Gerak Tari Rangguk Desa Seberang
Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai
Penuh. Jurnal Sendratasik, 11(4),
-485.
Vidia, F. (2023). Busana Tradisional
Tari Rangguk Di Kecamatan Kumun
Debai Kota Sungai Penuh. Style:
Journal of Fashion Design, 2(1), 1-7.
Yangsi, Meliza. (2019). Kajian dan
Penanaman Nilai Sosial Melalui
Pembelajaran Tari Rangguk Untuk
Meningkatkan Perilaku Sosial Siswa
di Smpn 4 Kerinci (Doctoral
dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia).
Zakaria Iskadar, Tambo Sakti Alam Kerinci 2.
(tidak diterbitkan)
Sumber Lainnya :
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?ne
detail&detailTetap=620
Wawancara dengan Ibu Rozalina, Penerus
generasi ke 4 tari rangguk kumun,
Penurunan, Desa Sandaran Galeh, 18
Januari 2015.
DOI: http://dx.doi.org/10.26887/relief.v3i2.5460
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Relief: Journal of Craft is indexed by: