Makna Tari Kontemporer Barangan Karya Otniel Tasman: Suatu Tinjauan Semiotika Tari

Fresti Yuliza

Abstract


This article discusses a contemporary dance work entitled Barangan, which was composed by Otniel Tasman, an Indonesian contemporary dance choreographer from Banyumas based in Surakarta. The aim is to reveal the meaning of the Barangan choreography in relation to the Lengger, a traditional Bayumas dance. The research was conducted by applying qualitative research methods with descriptive analysis methods based on the theoretical framework of dance semiotics. Research shows that the contemporary Barangan dance is a metaphor that represents the wider panorama of Banyumas culture. Seen in this way, the lengger in the Barangan choreography is a kind of metonymy of the minor folk arts, which is always confronted with the arts of the city or the arts of the dignitaries and aristocrats. When it was adopted as a contemporary dance piece in Barangan, the Legger dance was transformed into a kind of symbol of resistance and struggle.

Keyword: Contemporary Dance; Barangan; Othniel Tasman; Lengger; Dance Semiotic


Abstrak

Artikel ini membahas tentang karya tari kontemporer berjudul Barangan, yang disusun oleh Otniel Tasman, salah seorang koreografer tari kontemporer Indonesia asal Banyumas yang berbasis di Surakarta. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan makna dari karya koreografi Barangan tersebut dalam kaitannya dengan lengger, sebuah tari tradisional Bayumas. Penelitian dilakukan dengan menerapkan metode penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif yang berpijak pada kerangka teoretik semiotika tari. Penelitian menunjukkan bahwa tari kontemporer Barangan adalah metafora yang mewakili panorama kebudayaan Banyumas secara luas. Dilihat dengan cara ini, maka lengger dalam koreografi Barangan adalah semacam metonimi dari kesenian rakyat kecil, yang senantiasa berhadapan dengan kesenian kota atau kesenian para pembesar dan bangsawan. Ketika diangkat menjadi karya seni kontemporer Barangan, tari lengger bertransformasi menjadi semacam simbolisasi perlawanan dan perjuangan.

Kata kunci: Tari Kontemporer; Barangan; Otniel Tasman; Lengger; Semiotika Tari  


Keywords


Tari Kontemporer; Barangan; Otniel Tasman; Lengger; Semiotika Tari

Full Text:

PDF

References


Basri, S. Q., & Sari, E. K. (2019). Tari Remo (Ngremong): Sebuah Analisis Teori Semiotika Roland Barthes Tentang Makna Denotasi Dan Konotasi Dalam Tari Remo (Ngremong). Geter: Jurnal Seni Drama, Tari Dan Musik, 2(1), 55–69. https://doi.org/10.26740/geter.v2n1.p55-69

Blanariu, N. P. (2013). Towards a Framework of a Semiotics of Dance. CLCWeb: Comparative Literature and Culture, 15(1). https://doi.org/10.7771/1481-4374.2183

Chairunnisa, T. (2021). Kajian Semiotika Tipologi Tanda Pada Tepak Sirih Dan Bale Di Medan Deli. Melayu Arts and Performance Journal, 4(1), 55. https://doi.org/10.26887/mapj.v4i1.1688

Dirgantari, A. P., Heriyawati, Y., & Iskandar, A. (2021). Antroposentrisme Dalam Animasi Princess Mononoke Karya Hayao Miyazaki. Melayu Arts and Performance Journal, 4(2), 93–103. https://doi.org/10.26887/mapj.v4i2.2113

Hanna, J. L. (1987). To Dance is Human: A Theory of Nonverbal Communication. University of Chicago Press.

Kasmawati, Amsi, N., & Kaimen, E. A. (2019). Analisis Semiotik Tarian Bulan Terang Desa Rajawali Banda Neira. Jurnal Literasi, 3(2), 70–77. https://doi.org/10.25157/literasi.v3i2.2587

Murgiyanto, S. (2015). Pertunjukan Budaya dan Akal Sehat (D. Pramayoza (ed.)). Fakultas Seni Pertunjukan IKJ & Komunitas Senrepita.

Murgiyanto, S. (2017). Kritik Pertunjukan dan Pengalaman Keindahan (D. Pramayoza (ed.)). Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM & Komunitas Senrepita.

Neamţu, M., & Pîrvulescu, D. (2015). Semiotics of Dance. Annals of “Dunarea de Jos” University of Galati. Fascicle XV, Physical Education and Sport Management, 1, 129–136.

Panjaitan, S. W., Ramadhani, I., & Pramayoza, D. (2021). Analisis Semiotika Arsitektur Bangunan Pelabuhan Teluk Nibung Sebagai Wujud Identitas Tanjung Balai Kota Kerang. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 23(1), 96–103. https://doi.org/10.26887/ekspresi.v23i1.1618

Pemiluwati, D. U., & Bisri, M. H. (2020). Eksistensi Tari Lengger Laut Karya Otniel Tasman. Jurnal Seni Tari, 9(1), 25–36. https://doi.org/10.15294/JST.V9I1.37080

Pramayoza, D. (2008). Sistem Penandaan Teater: Buku Ajar Semiotika Teater. Puslit dan P2M STSI Padangpanjang.

Pramayoza, D. (2013). Pementasan Teater Sebagai Suatu Sistem Penandaan. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 8(2), 230–247. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v8i2.1105

Pramayoza, D. (2014). Penampilan Jalan Kepang di Sawahlunto: Sebuah Diskursus Seni Poskolonial. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 16(2), 285–302. https://doi.org/10.26887/ekse.v16i2.74

Rahmah, U. S., Sujinah, S., & Affandy, A. N. (2020). Analisis Semiotika Pierce pada Pertunjukan Tari Dhânggâ Madura. Jurnal Sosial Humaniora, 13(2), 203. https://doi.org/10.12962/j24433527.v13i2.7891

Rochelle, H. (2015). Rethinking Dance Theory Through Semiotics. Studies About Languages, 0(26), 110–126. https://doi.org/10.5755/j01.sal.0.26.12426

Setyawati, L. (2021). Budaya Tari Lengger dalam Perspektif Hukum Islam di Kabupaten Wonosobo. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 4(1), 64–77. https://doi.org/10.31538/almada.v4i1.735

Simatupang, L. (2013). Pergelaran; Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya (D. Pramayoza (ed.)). Jalasutra.

Sisworo, B. (2012). Transformasi Budaya dalam Kesenian Lengger Temanggung Perkotaan. Journal of Urban Society’s Art 12(2).

Soedarsono, R. M. (1972). Jawa dan Bali: Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisionil di Indonesia. Gadjah Mada University Press.

Supriyanto, E., Haryono, T., Sudarsono, R. M., & Murgiyanto, S. (2016). Empat Koreografer Tari Kontemporer Indonesia Periode 1990-2008. Panggung, 24(4). https://doi.org/10.26742/panggung.v24i4.130

Tohari, A. (2015). Menghayati dan Menemukan Semangat Film Dokumenter: Dariah, Sang Maestro Lengger Lanang. Makalah Sosialisasi dan Penayangan Film Dokumenter di Kabupaten Banyumas (Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, Hotel Horison Purwokerto, Jawa Tengah, 9 Juni.

Yuliza, F. (2020). Creativity of Art in Ramayana Sendratari As an Example of Transformation Process. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 22(2), 83–92. https://doi.org/10.26887/ekspresi.v22i2.1013




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/bcdk.v5i2.2485

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni 

E-ISSN: 2807-3622, P-ISSN: 2355-5149 | DOI: 10.26887/bcdk.
Website: http://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Bercadik/index
Email: bercadik@gmail.com | bercadik@isi-padangpanjang.ac.id
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn
Publisher: Program Pasca Sarjana ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan Padangpanjang 27128
Phone: (0752) 82077, Fax: (0752) 82803

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.