DIASPORA SEDULUR SIKEP DAN KESENIANNYA DI SAWAHLUNTO

Elsa Putri E. Syafril

Abstract


Sebagai   sebuah   kota   yang   diciptakan   pemerintahan   kolonial,   Sawahlunto menyimpan berbagai narasi tentang modernisme, lompatan ruang-waktu serta endapan persoalan  pengerahan  ribuan buruh paksa, khususnya  dari tanah Jawa. Menariknya, di bawah kekuasaan kolonial yang penuh kontrol dan pengawasan, dengan situasi sosial yang dibuat terkotak-kotak, masyarakat Sawahlunto di masa lalu justru berhasil memproduksi konsepsi tentang ’kita’ sebagai nation yang melampaui  zamannya.  Tulisan  ini bertujuan  untuk menguraikan  tentang  acuan nilai yang membuat proses menuju ’kita’ itu berlangsung di masyarakat pertambangan   Sawahlunto.   Penelitian   menunjukkan   bahwa   selain   diwarnai segregasi dan diferensiasi, masyarakat Sawahlunto juga ditandai oleh hibridisasi tak  tersadari,  yang  tampak  dalam  bahasa,  berbagai  tradisi  dan  keseniannya. Sebuah   kondisi   yang   merepresentasikan    siasat   kebudayaan   dalam   situasi kolonial, dalam sebuah konsep yang dinamakan’sedulur’, yang tidak sekadar mengacu ke pertalian darah, tetapi satu cara pandang memaknai pihak lain yang diposisikan sama dan sederajat, diikat oleh rasa kedekatan dan kekerabatan.

Keywords


Konsep Kebudayaan; sedulur; Sawahlunto

Full Text:

PDF

References


Amin, Samir. 2009. World Poverty, Pauperization, and Capital Accumulation, dalam Social Change. Brattleboro, VT: SIT Graduate Institute.

Asoka, Andi, et al. 2005. Sawahlunto Dulu, Kini, dan Esok: Menyongsong Kota Wisata Tambang yang Berbudaya. Padang: Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas.

Erman, Erwiza. 2005. Membaranya Batubara: Konflik Kelas dan Etnik Ombilin—Sawahlunto— Sumatra Barat (1892—1996). Depok: Desantara.

Hutomo, Suripan Sadi. 1996. Tradisi dari Blora. Semarang: Penerbit Citra Almamater.

Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto.2005. Sawahlunto, Kota Wisata Tambang yang Berbudaya Tahun 2020. Sawahlunto: Pemda Kota Sawahlunto.

Ricklefs, M. C. 1981. A History of Modern Indonesia (terj. Sejarah Indonesia Modern oleh Dharmono Hardjowidjono, 2005). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Syafril, Elsa Putri E., 2011. Menggali Bara, Menemu Bahasa: Bahasa Kreol Buruh dari Sawahlunto. Yogyakarta: Pemerintah Kota Sawahlunto.

Utama, Edi (ed.). 1998. Sejarah Perjuangan Rakyat Sawahlunto: Perlawanan Terhadap Penjajah dan Menegakkan Revolusi Kemerdekaan 1945—1949. Sawahlunto: DHC Angkatan45 Kodya Sawahlunto dan Pemda Kodya Sawahlunto.

Zubir, Zaiyardam. 2006. Pertempuran Nan Tak Kunjung Usai: Eksploitasi Buruh Tambang Batu Bara Ombilin oleh Kolonial Belanda 1891—1927. Padang: Andalas University Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.26887/ekse.v16i1.160

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni 

E-ISSN 2580-2208 | P-ISSN: 1412-1662 | DOI: 10.26887/ekspresi 
Website: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/index
Email: red.ekspresiseni@gmail.com | Support Contact Email: thegar.risky@gmail.com
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn | Thegar Risky.S.Kom | Febri Desman, S.Hum | Elfira Roza, S.Kom
Publisher: Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat  (LPPM) ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan, Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Indonesia 27128 | Phone: (0752) 82077 | Fax: (0752) 82803

 

 


Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni © 2017 by LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang is licensed under Attribution-NonCommercial 4.0 International