NYAI GOWOK DAN RONGGENG DUKUH PARUK: WACANA SEKSUALITAS ORANG JAWA PADA ERA PASCA KOLONIAL
Abstract
ABSTRAK
Masyarakat Jawa memiliki berbagai aturan dan pandangan hidup, salah satunya yang berkaitan dengan seksualitas. Ditinjau ke masa sebelumnya, ritus seksualitas atau kesuburan dipengaruh sistem kepercayaan kuno hingga Hindu-Budha mendominasi seksualitas masyarakat Jawa. Moralitas agama Semitik/ Samawi membuat seksualitas dalam kebudayaan Jawa bersifat ambigu. Di satu sisi seksualitas tabu dibicarakan di publik, di sisi lain sangat digemari dalam keheningan. Bentuk seksualitas masyarakat Jawa dapat dilihat dalam tradisi gowok, yakni seorang perempuan yang memiliki otoritas untuk melatih masalah seks calon pengantin pria. Dalam kesenian rakyat juga terdapat ronggeng atau tayub sebagai simbol kesuburan yang dirayakan dengan pertemuan antara lingga (penis) dan yoni (vagina). Memasuki era postkolonial, muncul wacana dekolonisasi kebudayaan. Kesenian rakyat dilirik oleh kekuatan-kekuatan politik sehingga menjadi arena kontestasi politik kebudayaan. Pengetahuan tentang seksualitas dalam tradisi dan kesenian rakyat diproduksi dan direproduksi untuk kepentingan tertentu. Proses dan konteks sosial ini ditangkap sebagai inspirasi penulis novel Nyai Gowok dan Ronggeng Dukuh Paruk. Oleh sebab itu, tulisan ini menyingkap penyebab munculnya wacana seksualitas dalam novel Nyai Gowok dan Ronggeng Dukuh Paruk, bentuk wacana, dan maksud wacana seksualitas yang direpresentasikan disebarluaskan melalui novel tersebut dalam pada era postkolonial. Tulisan ini menggunakan pendekatan new historicism untuk mendedah diskursus seksualitas yang direpresentasikan dalam dua novel tersebut sebagai studi perbandingan.
ABSTRACT
Javanese society has various rules and views of life, one of which is related to sexuality. Judging from the previous period, sexuality or fertility rites were influenced by ancient belief systems until Hindu-Buddhist dominated the sexuality of Javanese society. The morality of the Semitic/Sacred religion makes sexuality in Javanese culture ambiguous. On the one hand, sexuality is taboo to be discussed in public. On the other hand, it is prevalent in silence. The form of Javanese sexuality can be seen in the gowok tradition, a woman who has the authority to practice sex issues for the groom. In folk art, ronggeng or tayub is also a symbol of fertility celebrated with the meeting between the phallus (penis) and yoni (vagina). Entering the postcolonial era, the discourse of cultural decolonization emerged. Folk art is ogled by political forces so that it becomes an arena of cultural-political contestation. Knowledge of sexuality in traditions and folk arts is produced and reproduced for specific purposes. This social process and context were captured as inspiration for the novelists Nyai Gowok and Ronggeng Dukuh Paruk. Therefore, this paper reveals the causes of the emergence of sexuality discourse in the novels of Nyai Gowok and Ronggeng Dukuh Paruk, the form of speech, and the purpose of the address on sexuality represented and disseminated through the novel in the postcolonial era. This paper uses a new historicism approach to examine the discourse on sexuality expressed in the two novels as a comparative study.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Andhika, Y. L. (2018). Film Bagurau: Representasi Cinta Perempuan Minangkabau. Jurnal Ekspresi Seni, 20(1).
detik.com. (, Desember). No Title.
Efendi, L. (2016). Sulaiman Juned dalam Karya Teather Lakon Jambo: Beranak Duri dalam Daging. Jurnal Ekspresi Seni, 18(2).
Firdausi, F. A. (2017). Njoto: Biografi Pemikiran 1951-1965. Serpong: Marjin Kiri.
Foucault, M. (1978). The History of Sexuality. New York: Pantheon Books.
Iswandi, H. (2016). Analisisestetika Karya Grafisat Sitompul yang Berjudul “Mau Karena Bisa” dan “Toleransi.” Jurnal Ekspresi Seni, 18(2).
Kali, A. (2013). Diskursus Seksualitas Michel Foucault. Maumere: Ledalero.
Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Magnis- Suseno, F. (1984). Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT. Gramedia.
Michel Foucault. (2012). Arkeologi Pengetahuan. Yogyakarta: IRCISoD.
Mills, S. (2003). Gender and Politeness. Cambridge: Cambridge University Press.
Putri;, A. D. H. P., Nooryan Bahari, Wahyuningsih, N., & Citra Sasmita. (2017). Mendobrak Nilai-Nilai Patriarki Melalui Karya Seni: Analisis Terhadap Lukisan Citra Sasmita. Jurnal Ekspresi Seni, 19(2).
Ricklefs, M. C. (2010). Sejarah Indonesia Modern: 1200-2008. Jakarta: Serambi.
Santosa, I. B. (2001). Kisah Polah Tingkah: Potret Gaya Hidup Transformatif. Yogyakarta: LKiS.
Sardjono, B. (2014). Nyai Gowok: Kamasutra dari Jawa. Yogyakarta: Diva Press.
Sarjono. (2017). Diksi Seksualitas dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari. Bastra, 4(1).
Stephen, G. (Ed.). (2006). The Norton Anthology of English Literature. 8th edition. New York: W.W. Norton & Company, Inc.
Suryani, N. (2014). Tubuh Perempuan Hari Ini Melalui Koreografi “Aku dan Sekujur Menekin.” Jurnal Ekspresi Seni, 16(2).
Tohari, A. (2012). Ronggeng Dukuh Paruk. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wardaya, B. T. (2008). Bung Karno Menggugat! Dari Marhaen, CIA, Pembantaian Massal 1965 hingga G30S. Yogyakarta: Galang Press.
DOI: http://dx.doi.org/10.26887/ekspresi.v23i2.1714
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
E-ISSN 2580-2208 | P-ISSN: 1412-1662 | DOI: 10.26887/ekspresi
Website: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/index
Email: red.ekspresiseni@gmail.com | Support Contact Email: thegar.risky@gmail.com
Editor in Chief: Dr. Dede Pramayoza | Managing Editor: Saaduddin, M.Sn | Thegar Risky.S.Kom | Febri Desman, S.Hum | Elfira Roza, S.Kom
Publisher: Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ISI Padangpanjang
Jalan Bahder Johan, Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Indonesia 27128 | Phone: (0752) 82077 | Fax: (0752) 82803
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni © 2017 by LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang is licensed under Attribution-NonCommercial 4.0 International