Festival Teater Sebagai Sumber Data Bagi Investigasi Perkembangan Dramaturgi: Sebuah Studi Awal
Abstract
Artikel ini membahas tentang festival teater sebagai suatu sumber kajian atas sejarah perkembangan dramaturgi. Tujuannya adalah menyediakan kerangka dasar untuk studi tentang peran festival teater dalam perkembangan dramaturgis teater kontemporer di berbagai daerah di Indonesia, khususnya Sumatera Barat di masa yang akan datang. Pembahasan dilakukan dengan membandingkan antara sejarah perkembangan dramaturgi dunia yang tampak melalui penyelenggaraan berbagai festival teater dengan perkembangan dramaturgi teater kontemporer yang tampak melalui berbagai festival teater di Indonesia. Menggunakan metode studi pustaka, data digali dari berbagai sumber tertulis, yang dianalisis secara deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan peran festival teater signifikan dalam membentuk dan menjadi pemicu perkembangan dramaturgi, dimulai dengan mendorong pertumbuhan naskah lakon baru, lahirnya konsep pementasan teater yang baru, dan secara keseluruhan juga mendorong konsep dramaturgi yang lebih kontektual dan relevan pada masing-masing periode.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aristotle. (1898). The Poetics of Aristotle (S. H. Butcher, Ed. & Trans.; Second). Macmillan Co.
Aronson, A. (1977). The History and Theory of Environmental Scenography (Second Edition). UMI Research Press.
Birowo, P. (2018). Teater ‘Tanpa-Kata’ Dan ‘Minim-Kata’ Di Kota Padang Dekade 90-An Dalam Tinjauan Sosiologi Seni. Jurnal Ekspresi Seni, 16(2), 314–335.
Bodden, M. (2013). Regional Identity and National Theatre in South Sulawesi. Journal of Southeast Asian Studies, 44(1), 24–48. https://doi.org/10.1017/S0022463412000604
Dahana, R. P. (2001). Ideologi Politik dan Teater Modern Indonesia. Indonesia Tera.
Falassi, A. (1987). Festival: Definition and Morphology. In A. Falassi (Ed.), Time out of Time: Essays on the Festival. University of New Mexico Press.
Gillitt, C. R. (2001). Challenging Conventions and Crossing Boundaries: A New Tradition of Indonesian Theatre From 1968-1978. In Dissertation. New York University.
Hartnoll, P. (1991). The Theatre; A Concise History. Thames and Hudson.
Hatley, B. (2018). Indonesian Theatre Ten Years after Reformasi. Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities, 1(1), 53–72. https://doi.org/10.14203/jissh.v1i1.4
Heryanto, A. (2012). New Tradition in a Modernity-Deficit Postcolony. ACCESS: Critical Perspectives on Communication, Cultural & Policy Studies, 31(2), 15–26.
Huizinga, J. (1990). Homo Ludens. LP3ES .
Innes, C. (1993). Avant Garde Theatre 1892–1992. Routledge.
Lehman, H.-T. (2006). Postdramatic Theatre. Rotledge.
Luckhurst, M. (2005). Dramaturgy: A Revolution In Theatre. Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9780511486050
Marciano, R. (2018). Refleksi dan Evaluasi Stigma 5 Festival Monolog Nasional di Universitas Negeri Malang. Satwika: Jurnal Kajian Budaya Dan Perubahan Sosial, 2(2), 119–129. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC
Mohamad, G. (2000). Tentang Bip Bop: Mengapa Teater Mini Kata [About Bip Bop: Why Theatre with Less Words]. In Rendra dan Teater Modern Indonesia [Rendra and Indonesia Modern Theatre] (pp. 47–53). Kepel Press.
Padmodarmaya, P. (1999). Wahana dan Peristiwa Teater. In T. F. Awuy (Ed.), Teater Indonesia: Konsep Sejarah Problema (pp. 296–310). Dewan Kesenian Jakarta.
Ramadhan, R. A., & Dewi, T. U. (2024). Realitas Sosial pada Naskah Drama Antologi Pemenang Sayembara Teater Rawayan Award 2022 Dewan Kesenian Jakarta. Hortatori: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8(2), 168–180. https://journal.unindra.ac.id/index.php/hortatori/index
Roose-Evans, J. (1989). Experimental Theatre: From Stanislavsky to Peter Brook. Routledge.
Sahrul, N. (2005). Kontroversial Imam Bonjol. Yayasan Garak.
Schechner, Ricard. (1988). Performance Theory. Routledge.
Soemanto, B., Simatupang, L., Kertaredjasa, B., Tajudin, Y. A., Hadi, K. A., Aji, K. B., & Hatta, D. (2000). Kepingan Riwayat Teater Kontemporer di Yogyakarta: Laporan Penelitian Existing Documentation dalam Perkembangan Teater Kontemporer di Yogyakarta Periode 1950-1990. Kalangan Anak Zaman, The Ford Foundation, Pustaka Pelajar.
Sumardjo, J. (2020). Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Penerbit Media.
Sunyoto, S. J. (2018). Enam Perempuan dalam Festival Teater Wahyu Sihombing. Jurnal Seni Nasional Cikini, 2, 45–53.
Suprajitno, S. (2017). Teater Sebagai Media untuk Pengabdian Masyarakat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 3(1), 96. https://doi.org/10.22146/jpkm.25757
Tajudin, Y. A. (2004). Kota dan Estetika dalam Journal of Moment Arts 2003. Lebur: Theater Quarterly, 01.
Yudiaryani. (2002). Panggung Teater Dunia (Lephen Purwaharja, Ed.; Pertama). Pustaka Gondho Suli.
Yunus, U. (1981). Mitos dan Komunikasi. Sinar Harapan.
Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.
DOI: http://dx.doi.org/10.26887/cartj.v7i1.5761
Indexed By:
Creativity and Research Theatre Journal (CARTJ)
P-ISSN: 2715-5404 | E-ISSN: 2715-5412Email: red.cartjjournal@gmail.com
Theatre Department
Institut Seni Indonesia Padangpanjang
Jln. Bahder Johan. Kel.Guguk Malintang, Kec. Padang Panjang Timur.
Kota Padangpanjang, Sumatera Barat 27128, Indonesia
Telepon: 0752 (82077) | Fax: (0752) 82803
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License